Jum'at, 10/05/2024 16:21 WIB

Atasi Pupuk Mahal, Kementan akan Launching Gerakan Tani Pro Organik

Atasi Pupuk Mahal, Kementan akan Launching Gerakan Tani Pro Organik.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertania (MSPP) dengan tema Genta Pro Organik, Jakarta, Jumat (18/11).

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) akan melaunching Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik). Gerakan ini ditujukan mengantisipasi pupuk kimia yang mahal.

"Insya Allah minggu depan Bapak Menteri Pertanian akan melaunching Genta Organik," kata Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertania (MSPP) dengan tema "Genta Organik", Jakarta, Jumat (18/11).

Dijelaskan Dedi bahwa dampak dari covid-19, perbuhan iklim, dan perang Rusia dan Ukraina tidak hanya meluluhlantakan sistem produktivitas dan produksi pangan dalam negeri dan global, tapi juga memantik kenaikan harga sarana dan prasarana produksi, termasuk pupuk.

"Jadi, dampak dari covid-19, perubahan iklim, dan perang Rusia dan Ukraina sudah mulai mendorong harga pupuk di pasaran global. Tentu harga pupuk di tanah air juga ikut terserat karena sebagian besar pupuk kita selain Urea kita masih impor," kata Dedi.

Padahal, lanjut Dedi, pupuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas 15-75 persen. "Oleh karena itu, kalau petani tidak menggunakan pupuk, maka produksi akan terancam sekitar 15-75 persen," tuturnya.

Dedi mengatakan, Kementan terus berupaya memberikan formula untuk para petani, gapoktan, petani milenial, termasuk penyuluh dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) bagaimana mengatasi harga pupuk yang mahal.

"Genta Organik adalah suatu gerakan pertanian yang pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal," kata Dedi.

Menurut Dedi, Genta Organik mendorong para petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. "Jadi, Genta Organik tidak berarti mengharamkan pupuk kimia," tegas Dedi.

Lebih detail disebutkan Dedi bahwa tujuan dari Genta Organik ini, di antaranya menyuburkan tanah-tanah Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian di saat harga pupuk mahal.

"Meksipun sarana prasarana mahal karena dibantai pandemi covid-19, perubahan iklim, perang Rusia dan Ukraina, yang namanya pertanian tidak boleh bersoal, berarti produksi tidak boleh bermasalah," katanya.

Tujuan kedua, lanjut Dedi, untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. "Ketiga adalah untuk menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mahal," imbuhnya.

Dedi menargetkan membangun 1.000 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati, atau pembuatan pembenah tanah serta implementasi di seluruh Indonesia.

"Saya ingin membangun model pembangunan program penyuluhan dan kelembangaan serta meningkatkan peran kostratani di seluruh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Indonesia," imbuh Dedi.

Di tempat yang sama, Penyuluh Pertanian Pusat, I Wayan Ediana mengatakan, butuh 3-4 tahun menjadikan produk komoditas pertanian yang ditanam saat ini pure organik.

"Nah, ini butuh kesabaran teman-teman penyuluh dalam mendampingi petani masing-masing di pimpinnya. Bangun strategi-strategi khusus meyikapi kondisi seperti ini, terutam bahwa pupuk bersubsidi memang sudah sulit dan mahal," tuturnya.

Ia juga mendorong, peneliti untuk mengeluarkan varietas yang rensponstif terhadap penggunakan pupuk organik. Menurutnya, varietas-varietas saat ini untuk mencapai hasil tinggi salah satunya respons terhadap pupuk kimia.

"Ini juga menjadi PR kita terutama teman-teman kita di Litbangtan, sehingga sinergi satu sisi kita mendorong petani menggunakan pupuk organik menjadikan lahan-lahan di Indonesia benar-benar menjadi organik kembali zaman dahulu, tetapi responsif terhadap produksi dan produktivitas," ujarnya.

Terakhir, ia berharap para penyuluh mulai bergerak dan mengarah ke arah pupuk organik. "Jadi, jangan teralu kaku, bangun startegi-strategi di setiap wilayah binaan masing-masing. Bagaimana menyakini petani agar mau dan mampu menggunakan pupuk organik," tutupnya.

Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengimbau petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk organik. Menurutaya, kompos diperlukan karena memiliki banyak manfaat. Selain itu, jumlah pupuk yang didukung saat ini sangat terbatas.

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar didatangkan dari Ukraina dan Rusia akibat perang kedua belah pihak. Oleh karena itu, bagi yang tidak disubsidi pupuk harus segera membawa pupuk organik," kata Syahrul.

KEYWORD :

Genta Pro Organik BPPSDMP Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :