Senin, 29/04/2024 07:38 WIB

Eksistensi Band Metal Amerta dengan Single Chevron

Amerta Band tunjukkan eksistensinya sebagai band metal dengan single terbarunya Chevron.

Amerta Band berikan single terbarunya berjudul Chevron. (Foto: Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Sukses dengan gebrakannya di single “Bleeker” 2022 silam, band metal Amerta menunjukkan eksistensinya lewat single baru berjudul `Chevron`. Lima personilnya Raja Humuntar Panggabean (Gitar), Techa Aurelia (Vokal) Auliya Akbar (Drum), Anida Sabrina Bajumi (Bass/Vokal Latar) dan Lody Andrian – Penyintesis tetap hadir dengan spirit seperti sebelumnya dengan membawa musik metal keluar menembus spektrum yang biasa dilekatkan pada komposisi garang dan tata berat semata.

Bedanya `Chevron` punya intensitas perasaan yang dalam. Gelap dan moody, berat lalu terhenyak. Bersemayam mengisi relung melankolia. Sebagai eminen metal dengan sensibilitas distopia, `Chevron` sekali lagi memperlihatkan kemampuan Amerta mengaduk-aduk temperamen, melancong jauh menuju imaji kontra diksi. `Chevron` memamerkan emosi janggal sebuah komposisi metal lambat yang demikian berat bisa mengandung melankolia. Tepat untuk menunjukkan potensi dan lebarnya spektrum Amerta sebagai kuintet metal.

“Kami dari usia dini terekspos dan terbiasa mendengar banyak jenis musik. Mungkin ini yang menjadi identitas kami sejak awal. Secara natural keberagaman referensi itulah yang menghasilkan Chevron, Ada sisi manis, namun tetap heavy. Neraka tapi dingin,” kata Anida Sabrina Bajumi.

`Chevron` telah dirilis dengan format vidio klip melalui akun Youtube Amerta pada tanggal 24 Oktober 2022 kemarin. Selain itu, Chevron juga bakal dirilis berbentuk kaset pita oleh Grieve Records sebagai maxi single bersama `Bleeker` pada tanggal 1 November 2022, serta melalui seluruh wadah musik digital pada tanggal 18 November 2022.

“Bicara soal referensi, itu hal yang abstrak. Yang pasti, kami merasa estetika kegelapan itu telah sejak lama tercantum dalam benak bawah sadar kami. Mereka selalu keluar begitu saja ketika dibutuhkan.” kata gitaris Raja H Panggabean.

Menulis lagu pelan bagi band metal bukanlah perkara gampang, sebuah ujian mencapai tingkat eksplorasi bermusik selanjutnya. Ajang tepat bagi Amerta. Melalui sonikal `Chevron`, kekuatan formasi teranyar mereka diperkenalkan.

Dua personel baru resmi direkrut, vokalis Techa Aurelia (Pelteras) dan penyintesis Lody Andrian (Fakecivil). Dua musisi yang sangat fasih dalam instrumentasi masing-masing. Tentu saja, masih di bawah arahan konselor produser Ricky Siahaan. Warna dua punggawa baru ini sangat jelas terasa di single “Chevron”. Osilasi suara Techa Aurelia menggumpal momen kepedihan yang bermartabat. Solid bariton.

“Suara gue campuran feminim dan maskulin, mungkin terdengar androgini. Karakter seperti itu menyadarkan pendengar bahwa dalam kesuraman dan kesedihan, semua kegelapan yang kita lihat itu hanya bersumber dari kepala saja,” tutur Techa Aurelia.
Ditambah polesan atmosferik Lody Andrian yang merekatkan nuansa psikedelia di ruang belakang, kombinasi tersebut melahirkan sensasi mengawang yang dibutuhkan.

“Ibarat mencemplungkan diri ke pusaran lumpur isap kehampaan, namun di sisi lain pun merasakan kedamaian,” kata dramer Auliya Akbar.

`Chevron` sendiri diilhami dari nama apartemen di Melbourne, Australia, lokasi Raja H. Panggabean dulu menghantam riff gitar pertama bersama Auliya Akbar, guna melahirkan Amerta pada 2017, lima tahun silam. Dengan memanfaatkan udara gloomy di kala surya tenggelam yang melingkari kawasan sekitar. Buah ceri di atas kue “Chevron” adalah kegundahan, dingin dan nostalgik.

`Chevron` adalah cerita tentang pengalaman berada di persimpangan kontras dua dunia. Kegelisahan menghadapi realita hidup dan kebahagiaan yang kami impikan.

“Gue ingin membuat lagu metal yang berat tapi ada kontras dengan melodi dan harmoni. Seperti ada dua dunia yang bertubrukan. Sama seperti kehidupan kami masing-masing yang kadang tenggelam dalam realita kehidupan, tapi bermain musik akan selalu jadi bagian tak terpisahkan yang selalu ada dan membuat kami waras dan bahagia,” ujar Raja H Panggabean.

Lody Andrian memotret stimulan fantasi tentang `Chevron`: sebuah tatapan paranoid memandang apartemen kosong di kawasan urban di mana kita pernah menjadikannya tempat tinggal, tapi kini menerawang masuk di antara memori, dan kita tidak mau lagi kembali ke sana.
Guna mendukung fantasi sinematis tersebut, Amerta turut merilis sebuah video klip berwarna noir dengan sutradara Panggih Aryan Saputra dari KTK Imaji Production.

KEYWORD :

Band Metal Amerta Chevron




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :