Selasa, 14/05/2024 16:41 WIB

Prof. Hikmahanto Yakin Negara G7 dan G20 Ikut Ajakan Jokowi Bersatu Atasi Krisis Pangan

Saya rasa ini kan himbauan dari Pak Presiden dan mungkin saja negara-negara ini akan mengikuti himbauan ini untuk selamat dari krisis pangan ekstrim, karena perang ini sudah terlalu lama di Eropa, semua sudah capek dan terus terang semua tidak tahu tujuannya apa.

Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana. (Foto: Dok. Ist)

 

Jakarta, Jurnas.com - Ajakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi agar negara-negara keanggotaan G7 dan G20 bersatu padu menyelamatkan negara-negara berkembang dari krisis pangan merupakan langkah yang tepat. Terlebih, saat ini ancaman kelaparan ekstrim mengancam masyarakat di negara berkembang.

Hal itu sebagaimana diutarakan Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana kepada wartawan, Rabu (29/6).

“Iya betul, menurut saya ini pendekatan yang dilakukan oleh Pak Jokowi agar negara-negara dituju tidak memanasi Ukraina,” kata dia.

Pernyataan Presiden Jokowi ini disampaikan dalam pandangannya pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, Senin kemarin.

Dikatakan Hikmahanto yang Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini, dalam pidato Presiden Jokowi tidak langsung menyinggung soal bahaya perang yang terjadi di Ukraina, namun maksud dari pernyataan tersebut lebih pada mendamaikan dua negara Eropa Timur itu, karena produksi hasil pertanian (gandum) terbesar di dunia berada di Rusia dan Ukraina.

Bahkan, lanjut Prof. Hikmahanto, sebagian besar negara-negara berkembang berafiliasi atau masuk dalam keanggotaan NATO, hingga Presiden Jokowi mengharapkan ada jaminan dukungan perdamaian dari negara-negara tersebut saat bertemu dengan Presiden Rusia.

“Kedua, meski tidak dimunculkan di dalam pidato, tapi sudah disepakati lah bahwa jaminan dari negara-negara G7 untuk tidak terima Ukraina sebagai anggota NATO, karena ini menjadi bekal saat Pak Presiden bertemu sama Presiden Rusia. Karena nanti juga Pak Presiden Jokowi ketemu sama Presiden Zelensky, nanti beliau akan mengatakan pokoknya saya harus mendapat jaminan bahwa anda tidak akan menyerang warga negara anda yang mempraktikkan budaya Rusia,” ucap Guru Besar Universitas Indonesia ini.

“Ini yang nanti disampaikan Presiden dua hal ini kepada Presiden Putin, bahwa NATO tidak akan menerima Ukraina, dan kedua Ukraina tidak akan menyerang warga negaranya yang masih menggunakan budaya Rusia dan bahasa Rusia, hingga nanti beliau minta agar serangan ke Ukraina dihentikan,” tambahnya.

Dijelaskan Hikmahanto, pernyataan Presiden soal menyelematkan negara-negara berkembang dari krisis pangan ekstrim ini pasti diikuti oleh negara anggota G7 dan G20.

“Saya rasa ini kan himbauan dari Pak Presiden dan mungkin saja negara-negara ini akan mengikuti himbauan ini untuk selamat dari krisis pangan ekstrim, karena perang ini sudah terlalu lama di Eropa, semua sudah capek dan terus terang semua tidak tau tujuannya apa,” jelasnya.

Hikmahanto yakin betul, krisis pangan ekstrim ini akan menimpa negara-negara berkembang yang secara finansial sangat lemah, dan jutaan orang akan mati jika krisis pangan ini dibiarkan terjadi. Untuk itu, komitmen perdamaian yang dilakukan oleh Presiden Jokowi akan didukung penuh oleh negara-negara tersebut.

“Justru yang terdampak itu adalah negara berkembang yang secara finansial gak punya duit, yang kemudian pak Presiden bilang ini sekian juta orang akan terpengaruh, akan mati jika terjadi krisis pangan ini,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang akan jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrim.

“323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) yang paling dasar. Menurut Jokowi, kaum perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.

“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” jelas Jokowi.

 

KEYWORD :

Presiden RI Joko Widodo Jokowi Hikmahanto Juwana pangan G20 G7




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :