Jum'at, 26/04/2024 15:45 WIB

Krisis Memburuk, Sri Lanka Batasi Penjualan BBM

Krisis Memburuk, Sri Lanka Batasi Penjualan BBM

Kendaraan diesel mengantre panjang di Sri Lanka pada 8 Juni 2022 (Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte)

Kolombo, Jurnas.com - Sri Lanka menangguhkan penjualan bahan bakar minyak untuk kendaraan yang tidak penting, di tengah krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Dikutip dari BBC pada Selasa (28/6), selama dua minggu ke depan, hanya bus, kereta api, dan kendaraan yang digunakan untuk layanan medis dan transportasi makanan yang diizinkan untuk mendapatkan bahan bakar.

Sekolah-sekolah di daerah perkotaan telah ditutup, dan para pejabat mengatakan kepada 22 juta penduduk negara itu untuk bekerja dari rumah.

Negara Asia Selatan itu sedang dalam pembicaraan mengenai kesepakatan bailout, karena berjuang untuk membayar impor seperti bahan bakar dan makanan. Pada Senin (27/6) kemarin, pemerintah menyebut akan melarang kendaraan pribadi membeli bensin dan solar hingga 10 Juli.

"Sri Lanka tidak pernah menghadapi krisis ekonomi yang begitu parah dalam sejarahnya," kata Bandula Gunewardena, juru bicara kabinet Sri Lanka.

Negara yang kekurangan uang itu juga telah mengirim pejabat ke produsen energi utama, seperti Rusia dan Qatar, dalam upaya mengamankan pasokan minyak murah.

Sebab sebagaimana diketahui, ekonomi Sri Lanka telah terpukul keras oleh pandemi, kenaikan harga energi, dan pemotongan pajak populis.

Tanpa mata uang asing yang cukup untuk membayar impor barang-barang penting, kekurangan akut makanan, bahan bakar dan obat-obatan telah membantu mendorong biaya hidup ke rekor tertinggi.

Selama akhir pekan, para pejabat mengatakan negara itu hanya memiliki 9.000 ton solar dan 6.000 ton bensin untuk bahan bakar layanan penting dalam beberapa hari mendatang.

Diperkirakan stok akan bertahan kurang dari seminggu, di bawah permintaan reguler.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendapatkan stok baru, tetapi kami tidak tahu kapan itu akan terjadi," kata menteri tenaga dan energi Kanchana Wijesekera kepada wartawan, pada Minggu pekan lalu.

KEYWORD :

Sri Lanka Krisis Ekonomi Penjualan BBM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :