Minggu, 19/05/2024 11:15 WIB

Jutaan Buruh Mau Mogok Kerja Nasional, Waketum Garuda: Hanya Omong Besar!

Teddy juga mengajak elemen masyarakat secara serentak menantang sikap dari pimpinan organisasi dan partai buruh apabila nantinya aksi mogok kerja jutaan buruh benar dilakukan.

Waki Ketua Umum DPP Partai Garuda, Teddy Gusnaidi. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai pernyataan pimpinan organisasi dan partai buruh yang menggaungkan aksi mogok nasional hanya omong besar belaka.

"Kemarin pimpinan organisasi buruh dan partai buruh menjawab tantangan saya untuk realisasikan mogok kerja nasional. Tapi lagi-lagi seperti biasa, hanya omong besar, karena tidak berani menyebutkan tanggal mogok kerja nasional, malah sibuk menuding bahwa ucapan saya tidak akan didengar oleh buruh," kata dia dalam keterangan resminya, Sabtu (18/6).

Teddy juga mengajak elemen masyarakat secara serentak menantang sikap dari pimpinan organisasi dan partai buruh apabila nantinya aksi mogok kerja jutaan buruh benar dilakukan.

"Artinya buruh tidak mau mendengar ucapan saya. Tapi kalau Mogok kerja Nasional jutaan buruh tidak terjadi, artinya buruh mendengarkan ucapan saya dibandingkan ucapan organisasi buruh dan Partai Buruh," kata dia.

Teddy menegaskan, penjelasan yang diberikan olehnya berdasarkan aturan hukum kepada buruh. Sementara para pimpinan organisasi dan partai buruh dinilai tidak menggunakan dasar aturan hukum.

"Saya ingin menyelamatkan buruh dan keluarganya, bukan mempolitisasi buruh seperti mereka, yang bisa merugikan buruh dan keluarganya," ujar Teddy.

Faktanya, menurut Teddy, saat ini tuntutan organisasi buruh dan partai buruh tidak dipenuhi. Artinya, mereka harus penuhi ancaman untuk mogok kerja nasional.

"Kelompok ini dari dulu terkenal hanya bermulut besar tapi bernyali kecil, ancamannya tidak pernah direalisasikan. Apakah mulut besar itu akan terulang lagi?" demikian kata Juru Bicara Partai Garuda ini.

 

 

 

KEYWORD :

Partai Garuda Teddy Gusnaidi buruh mogok kerja nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :