Rabu, 24/04/2024 17:40 WIB

Program Sekolah Penggerak Nyawa Baru bagi Sekolah Swasta

Bagi Sandra, Sekolah Penggerak yang mendorong penerapan paradigma baru dalam pembelajaran, merupakan peluang bagi sekolah swasta untuk memberikan pelayanan maksimal

SMA Gabungan Jayapura, Papua (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jayapura, Jurnas.com - Program Sekolah Penggerak bukan sekadar terobosan dalam rangka pembenahan mutu pendidikan. Bagi SMA Gabungan, Jayapura, Papua, program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) ini, menjadi nyawa baru bagi sekolah swasta.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala SMA Gabungan, Jayapura, Sandra Grace Titihalawa. Dia mengaku kaget sekaligus bersyukur, ketika sekolahnya terpilih sebagai Sekolah Penggerak pada 2021 lalu.

Sandra menuturkan, sebelumnya intervensi pemerintah terhadap sekolah swasta masih tergolong minim, termasuk dalam hal pemenuhan sarana dan prasarana. Namun, hal itu tak membuatnya berkecil hati, ketika mencoba mengikuti pendaftaran Sekolah Penggerak angkatan pertama.

Bagi Sandra, Sekolah Penggerak yang mendorong penerapan paradigma baru dalam pembelajaran, merupakan peluang bagi sekolah swasta untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para peserta didik. Dengan begitu, SMA Gabungan bisa menanamkan kepercayaan kepada orang tua dan siswa, bahwa sekolah swasta juga memiliki kualitas yang tak kalah hebat dengan sekolah negeri.

"90 persen siswa di sini Orang Asli Papua (OAP). Saya ingin ketika mendapatkan peluang sebagai Sekolah Penggerak, kami mampu memberikan pelayanan kepada peserta didik. Melalui Sekolah Penggerak, kami memfasilitasi bagaimana memanfaatkan data dan melakukan kolaborasi. Ini juga dibantu oleh Guru Penggerak di sekolah ini," kata Sandra di SMA Gabungan, Jayapura, pada Selasa (14/6).

"Saya ingin memberikan proses yang terbaik untuk peserta didik, yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka," imbuh Sandra.

Program Sekolah Penggerak di SMA Gabungan diimplementasikan melalui berbagai kegiatan. Untuk peningkatan kompetensi guru, lanjut Sandra, pihaknya membentuk komunitas praktisi, sebagai wadah kolaborasi dan komunikasi internal para guru, baik dalam merumuskan modul pembelajaran, pengimbasan pembelajaran berdiferensiasi, maupun memecahkan masalah di dalam kelas.

Komunitas ini menurut Sandra memiliki peran penting. Apalagi, SMA Gabungan memiliki dua Guru Penggerak, yang bertugas mengimbaskan paradigma baru pembelajaran kepada guru-guru lainnya.

"Guru Penggerak memberikan pendampingan kepada rekan-rekan guru. Setiap minggu kami duduk bersama-sama. Kami cari solusi masalah sama-sama, sehingga komunitas ini sangat efektif dan berdampak," terang Sandra.

SMA Gabungan juga menjalankan proyek Pelajar Pancasila, yang juga merupakan salah satu intervensi program Sekolah Penggerak. Proyek tersebut dilaksanakan tiga kali setahun, masing-masing berupa pembuatan noken dan penghias kepala khas masyarakat Papua, program penyelesaian dan pencegahan perundungan (bullying), serta program kewirausahaan.

"Untuk program terkait perundungan, para guru sebelumnya duduk berkomunikasi melalui komunitas praktisi, yang terdiri dari guru beberapa mata pelajaran antara lain PKN, Bahasa Indonesia, dan Agama. Mereka berkolaborasi, lalu masing-masing membuat modul ajar. Modul inilah yang mereka sampaikan kepada siswa di kelas," ujar dia.

Dari beberapa kegiatan tersebut, Sandra mengatakan terjadi perubahan signifikan di SMA Gabungan. Tenaga pendidik yang tadinya tidak memahami pembelajaran inovatif, perlahan-lahan mulai terbiasa, khususnya mengenai pembelajaran diferensiasi.

"Anak-anak juga makin memahami yang sesuai dengan kemampuan mereka. Kalau dulu kan guru masuk, murid diam. Mereka datang ke sekolah, pulang, lalu lupa. Sekarang, kelas menjadi lebih ramai. Banyak diskusi," imbuh Sandra.

Sandra juga bersyukur, program Sekolah Penggerak didukung sepenuhnya oleh para pendidik. Bahkan, 90 persen guru berkomitmen untuk melakukan perubahan dan beradaptasi dengan paradigma pembelajaran yang baru.

"Mereka mau belajar, mau dikritik, dan mau diberi saran. Ini yang membuat dampak secara drastis," tutup Sandra.

KEYWORD :

Sekolah Penggerak SMA Gabungan Papua Kemdikbudristek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :