Selasa, 07/05/2024 17:24 WIB

Presiden Zelenskyy Ingatkan Krisis Pangan Makin Nyata Akibat Agresi Rusia

Agresi Rusia ke Ukraina menjadi ancaman nyata krisis pangan dunia yang bisa terjadi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara selama sesi parlemen di Kyiv, Ukraina, pada 3 Mei 2022. (Foto: Layanan Pers Presiden Ukraina/Handout via REUTERS)

Jakarta, Jurnas.com- Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy mengingatkan dunia bahwa krisis pangan di sejumlah wilayah akan semakin nyata karena pasokan gandum Ukraina tertahan blokade yang dilancarkan Rusia.

“Pertempuran ini membawa krisis negara saya Ukraina. Negara saya mengekspor puluhan ton gandum setiap tahun. Karena adanya peperangan ini dan Rusia telah memotong akses di Laut Hitam dan menduduki bagian dari wilayah kami menyebabkan rute perdagangan tradisional terblokir,” tuturnya di kegiatan diskusi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang dihelat Jumat (27/5).

Hingga Maret 2022, lebih 300 kapal telah dilarang meninggalkan Laut Hitam oleh pasukan Rusia. Kapal-kapal berbendera asing tersebut mengangkut panen gandum Ukraina yang dalam setahun mampu menghasilkan sekitar 20 hingga 25 juta ton gandum per tahun.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal bertindak selaku tuan rumah (host) kegiatan yang dihadiri sejumlah tokoh a.l Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Dyah Roro Esti Widya Putri adalah anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Golkar.

Dia mengingatkan Ukraina adalah salah satu menjadi pemasok gandum dan jagung bagi dunia. Sedikitnya Ukraina menyumbang 12 persen dari total ekspor gandum dunia sementara dalam hal pasokan jagung, Ukraina menyumbangkan 16 persen ekspor jagung dunia. Sebelumnya negara-negara anggota G7 yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat memperingatkan jika perang di Ukraina telah memicu krisis pangan dan energi global yang mengancam negara-negara miskin.

Pertemuan para diplomat top G7 di Jerman pada Sabtu (14/5) menyatakan bahwa agresi sepihak Rusia terhadap Ukraina telah menjadi krisis global. Sedikitnya 50 juta orang, khususnya di Afrika dan Timur Tengah, akan menghadapi kelaparan dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini dapat dihindari  jika ditemukan cara untuk melepaskan gandum Ukraina yang menyumbang bagian yang cukup besar dari pasokan dunia. Kondisi ini diperberat dengan keputusan India untuk menahan ekspor gandum mereka.

Dampak krisis gandum tidak saja menimpa negara-negara Afrika dan Timur Tengah, mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) hingga tahun lalu Indonesia mengimpor sedikitnya 2,8 juta ton gandum senilai 843,6 juta dollar AS. Perang berkepanjangan di Ukraina akan memberikan dampak langsung bagi harga komoditas tersebut.

“Kita tidak dapat mengirimkan produk tersebut ke pasar internasional yang sangat dibutuhkan dunia. Krisis ini telah terjadi untuk gandum dan pangan, dan ini merupakan suatu bencana. Beberapa negara importir sudah harus membuat keputusan untuk memotong ekspor produk pertanian untuk melindungi konsumsi dalam negeri dari krisis,” tutur Presiden Zelenskyy.

Dalam perhitungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lanjutnya, krisis di Ukraina yang berkepanjangan akan membuat lebih banyak lagi orang menderita karena kelaparan, dan ini merupakan keprihatinan bagi kita. Ini juga akan menimbulkan kekacauan politik dan kehancuran kehidupan sosial.

KEYWORD :

Agresi Rusia Presiden Ukraina Krisis Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :