Senin, 29/04/2024 05:20 WIB

Larang Petenis Rusia dan Belarusia Bermain, Djokovic Sebut Keputusan Wimbledon Gila

Wimbledon mengumumkan pada Rabu bahwa telah melarang semua pemain Rusia dan Belarusia dari kejuaraan tahun ini karena invasi, yang disebut Rusia sebagai operasi khusus.

Novak Djokovic (bleacherreport.com)

JAKARTA, Jurnas.com - Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic mengatakan keputusan Wimbledon untuk melarang pemain Rusia dan Belarusia atas invasi Moskow ke Ukraina adalah "gila".

Wimbledon mengumumkan pada Rabu bahwa telah melarang semua pemain Rusia dan Belarusia dari kejuaraan tahun ini karena invasi, yang disebut Rusia sebagai operasi khusus.

Grand Slam lapangan rumput adalah turnamen tenis pertama melarang petenis individu dari kedua negara. Itu artinya, petenis nomor dua dunia putra Daniil Medvedev dari Rusia dan peringkat keempat putri Aryna Sabalenka dari Belarusia akan dilarang mengikuti turnamen tersebut pada 27 Juni-10 Juli.

Djokovic, yang dibesarkan di Serbia yang dilanda perang, mengatakan para atlet tidak ada hubungannya dengan konflik yang sedang berlangsung.

"Saya akan selalu mengutuk perang, saya tidak akan pernah mendukung perang karena saya sendiri adalah anak perang," kata Djokovic kepada wartawan di Serbia Open, acara ATP 250 di Beograd.

"Saya tahu berapa banyak trauma emosional yang tersisa. Di Serbia kita semua tahu apa yang terjadi pada 1999. Di Balkan, kita mengalami banyak perang dalam sejarah baru-baru ini. Namun, saya tidak bisa mendukung keputusan Wimbledon, saya pikir itu gila," ujarnya.

"Ketika politik mengganggu olahraga, hasilnya tidak bagus," sambungnya

Keputusan All England Lawn Tennis Club (AELTC) telah dikritik oleh tur ATP dan WTA.

Langkah ini adalah pertama kalinya pemain dilarang dengan alasan kewarganegaraan sejak era pasca-Perang Dunia Kedua ketika pemain Jerman dan Jepang dikeluarkan.

AELTC mengatakan akan mempertimbangkan dan menanggapi sesuai jika keadaan berubah antara sekarang dan Juni.

Sumber: Reuters. 

KEYWORD :

Novak Djokovic Wimbledon Invasi Rusia ke Ukraina Daniil Medvedev Aryna Sabalenka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :