Senin, 13/05/2024 09:11 WIB

Ade Armando Jadi Korban Pengeroyokan Demo, Bagaimana Kronologinya?

Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung

Pegiat media sosial Ade Armando di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (11/4). (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com- Pegiat Media Sosial sekaligus akademisi Universitas Indonesia  (UI) Ade Armando dikeroyok pengunjuk rasa di Gedung DPR RI, Senin (11/4). Selain babak belur, massa aksi juga sempat memeloroti celana yang dikenakan Ade Armando.

Dia lalu dilarikan ke dalam Gedung DPR guna menjalani perawatan di Mobil Ambulance. Belum diketahui secara pasti motif di balik pengeroyokan Ade Armando.

Dari kronologi pengeroyokan Ade Armando yang dilihat dari video-video rekaman yang beredar di media sosial maupun WhatsApp Grup, diketahui bahwa sejumlah media sempat mewawancarai yang bersangkutan.

"Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung,” kata Ade yang tampil mengenakan kaos hitam bertuliskan Pergerakan Indonesia untuk Semua.

Setelah sempat diwawancara, Ade nampak adu mulut dengan seorang ibu-ibu dan gerombolannya.

"Munafik, buzzer, dan lain-lain," seloroh ibu - ibu yang berjilbab hitam.

Pernyataan itu dibalas oleh Armando. Dia langsung mempertanyakan alasan serangan tersebut. Lantas, Ade Armando mulai dikerubuti sejumlah orang. Namun di tengah jalan, massa yang tidak diketahui dari mana asalnya mulai memukuli Ade Armando.

Akibat aksi dari sekelompok massa itu, Ade Armando babak belur dan celana yang dikenakannya hilang. Untungnya, aparat kepolisian langsung bergerak mengevakuasi Ade Armando.

Kembali ke saat wawancara. Ade mengatakan, alasan mendukung demo mahasiswa agar tidak ada perpanjangan masa jabatan presiden.

"Mau dukung kalau gugatannya adalah agar tidak diperpanjang supaya dihentikan tiga periode saya setuju," ujar Ade.

Dia mengatakan, amendemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa jabatan presiden tidak pantas dilakukan. Di sisi lain, demonstrasi mahasiswa seharusnya menjadi pesan penting bagi partai politik yang mendukung penundaan Pemilu 2024.

"(Alasannya) enggak pantes. Artinya sekarang sudah ramai, padahal baru 2022. Kalau harus diubah amandemen kan butuh waktu," kata Ade.

Untuk diketahui, dalam aksi demo yang diselenggarakan hari ini, BEM SI menargetkan 1.000 massa aksi.

Ribuan massa aksi disebut berasal dari 18 kampus, yakni UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG dan STIEPER.

Menurut Koordinator BEM SI Kaharuddin, sejumlah tuntutan BEM SI dalam aksi demonstrasi tersebut.

Pertama, mendesak Jokowi bersikap tegas atau memberi pernyataan sikap menolak penundaan Pemilu atau masa jabatan tiga periode.

"Karena sangat jelas hal itu mengkhianati konstitusi negara," ujarnya.

Tuntutan kedua, mendesak Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-undang tentang Ibu Kota Negara (UU IKN).

Ketiga, mendesak Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat.

Keempat, mendesak Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.

Kelima berkaitan dengan penyelesaian konflik agraria di Indonesia.

Keenam, mendesak Jokowi dan wakilnya, Ma`ruf Amin, berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya.

Petugas kepolisian belum beberkan identitas dan motif para pemuda yang diamankan di Kawasan Monas, Jakarta Pusat saat hendak melakukan aksi unjuk rasa.

 

KEYWORD :

Warta DPR Ade Armando pengeroyokan Demo 11 April penundaan pemilu perpanjangan jabatan presid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :