Sabtu, 04/05/2024 23:41 WIB

KH. Zainal Mustofa, Marhaen Jawa Barat yang Berontak Kolonial Jepang

Hudaemi belajar ilmu agama di banyak pondok pesantren

Gus Milal dalam dialog Inspirasi Ramadan BKN PDI Perjuangan

Jakarta, Jurnas.com - KH. Zainal Mustafa adalah pemimpin sebuah pesantren di Tasikmalaya dan pejuang Islam pertama dari Jawa Barat yang melakukan pemberontakan terhadap kolonial Jepang.

Beliau dikenal sebagai seorang Kiai, hati dan perjuangannya selalu berpihak kepada rakyat kecil, ikut berbaur dan merasakan situasi dan kondisi masyarakat sekitar.

Hal ini diungkapkan oleh KH Zainul Milal Bizawie (Gus Milal) dalam talkshow Inspirasi Ramadhan BKN PDI Perjuangan, dengan tema Inspirasi Keteladanan KH. Zainal Mustofa pada Minggu, 10/04/2022 dengan Host Abdul Ghani.

"Beliau ini merupakan seorang tokoh yang saya kira sangat istimewa sekali, meskipun dikenal sebagai seorang ulama, tapi hatinya dia juga seorang petani, seorang marhaen, sehingga ia tidak nyaman jika para petani ditindas," jelas Gus Milal

Sejarawan santri ini kemudian juga menjelaskan, bahwa nama KH. Zainal Mustofa dikenal semenjak ia kembali dari tanah suci Makah usai menjalankan ibadah haji.

Sebelumnya beliau bernama Hudaemi setelah menunaikan ibadah haji pada 1927, nama Hudaemi kemudian berganti menjadi Zaenal Mustofa.

Sejak remaja, dia kenyang dengan pendidikan agama. Hudaemi belajar ilmu agama di banyak pondok pesantren, khususnya di Jawa Barat.

"Ia pernah menjadi santri di Cilengah Tasikmalaya dan Sukamiskin serta bergaul dengan para ulama-ulama di zamannya. Sehingga ketika NU berdiri, pada 1933 dia diamanahkan untuk menjadi pengurus NU dan diangkat menjadi Wakil Rais Syuriah NU cabang Tasikmalaya", jelas Gus Milal.

"Kiyai Zainal Mustofa juga saya kira pernah bertemu dengan KH. Wahid Hasyim saat kunjungan beliau ke pesantren Sukamiskin, sebab Pengasuh Pesantren Sukamiskin adalah alumni Tebuireng", lanjut Gus Milal.

Sikap kritis Kiai Zainal Mustofa terhadap kebijakan penjajah kolonial menjadikannya sudah menjadi incaran Jepang. Bukan hanya melalui mimbar, sikap kritis terhadap kebijakan kolonial juga dituangkan dalam berbagai aksi.

Akibatnya, KH. Zainal Mustofa ditangkap dan dipenjarakan termasuk bersama KH Ruhiat pimpinan Pesantren Cipasung.

"Kiyai Zainal Mustofa ini sudah lama diincar, karena memang sejak era Belanda, Kiyai Zainal Mustofa ini sudah dikenal sebagai ulama yang berani melawan. Dan sikap ini berlanjut sampai era Jepang", papar Gus Milal.

Kiai Zainal juga dikenal sebagai pendekar yang memiliki amalan dan doa-doa dalam setiap tindakannya. Itulah yang menjadikan rakyat dan para santri tidak takut mengahadapi Jepang meskipun hanya berbekal bambu runcing.

"Selain sebagai seorang ulama, Kiai Zainal Mustofa juga seorang pendekar. Selain tentu beliau memiliki banyak informan, namun dia juga memiliki amalan dan doa-doa. Hal inilah yang menjadikan para Santri berani meskipun hanya berbekal bambu runcing", ungkap Gus Milal.

Perlawanan rakyat yang digaungkan KH. Zainal Mustofa memiliki peran strategis dalam mendudukkan kembali hubungan dengan kolonial Jepang. Dia berani menjadi martir dalam upayanya melakukan perlawanan kepada Jepang.

"Meskipun perlawanan Kiai Zainal Mustofa berasal dari desa kecil, jauh dari Ibukota, namun resonansi dari perlawanan beliau inilah yang sangat berarti. Di saat kebijakan Nahdlatul Ulama menghindari terjadinya clash, namun Kiyai Zainal Mustofa ini sangat berani", ungkap Gus Milal.

"Saat Jepang masuk ke Indonesia, memang pada awalnya mereka dekat dengan umat Islam dan jarang sekali terjadi kontak fisik. Perlawanan Kiai Zainal Mustofa menginspirasi para ulama lainnya untuk berani membela diri", lanjutnya.

Perlawanan rakyat Tasikmalaya yang dikomandoi oleh Kiai Zainal Mustofa, telah menyadarkan para ulama agar menjadi garda terdepan dalam melakukan perlawanan terhadap kolonial Jepang.

"Dampak dari kejadian ini, Jepang akhirnya memiliki pandangan yang berbeda saat berhadapan dengan ulama, sehinga mereka kemudian lebih lembut saat berhadap dengan ulama kalau tidak mau terjadi seperti Kiyai Mustofa ini.", ungakp Gus Milal.

Diakhir obrolan bersama Sejarawan asal Kajen Pati ini, beliau berpesan agar kita dapat mengambil keteladanan dari seorang KH. Zainal Mustofa.

Dimana seseorang diharapkan dapat berani mengambil sikap terhadap sesuatu yang menindas. Sebagaimana Kiyai Zainal Mustofa yang berani melawan Jepang meskipun harus mengorbankam nyawanya.

KEYWORD :

KH. Zainal Mustofa Marhaen Jawa Barat Kolonial Jepang Gus Milal BKN PDI Perjuangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :