Senin, 29/04/2024 20:32 WIB

Pertumbuhan Ekspor China Melambat dampak Invasi Rusia

Pertumbuhan ekspor China melambat selama periode Januari-Februari, dampak dari invasi Rusia ke Ukraina yang meningkatkan ketidakpastian atas prospek perdagangan global tahun ini.

Orang-orang berjalan dan mengendarai kendaraan di sepanjang jalan di tengah pandemi COVID-19, di Shanghai, China, 31 Mei 2021. (Foto file: REUTERS/Aly Song)

Beijing, Jurnas.com - Pertumbuhan ekspor China melambat selama periode Januari-Februari, dampak dari invasi Rusia ke Ukraina yang meningkatkan ketidakpastian atas prospek perdagangan global tahun ini.

Pengiriman keluar negeri naik 16,3 persen dalam dua bulan pertama tahun ini dari periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data resmi pada Senin (7/3), mengalahkan ekspektasi analis kenaikan 15,0 persen, tetapi turun dari kenaikan 20,9 persen pada Desember.

Impor meningkat 15,5 persen, turun dari kenaikan 19,5 persen akhir tahun dan di bawah perkiraan kenaikan 16,5 persen.

Dikutip dari Reuters, badan pabean China menerbitkan gabungan data perdagangan Januari dan Februari, untuk menghaluskan distorsi yang disebabkan oleh Tahun Baru Imlek, yang dapat jatuh di kedua bulan tersebut.

Aktivitas pabrik biasanya sangat melambat selama liburan panjang karena para pekerja kembali ke kota asal mereka. Namun untuk tahun ketiga berturut-turut, banyak pekerja pabrik yang tidak pulang ke rumah karena kekhawatiran terhadap Covid-19 yang membuat beberapa pabrik tetap beroperasi.

"Angka-angka ini mungkin akan diterima dengan baik. Ekspor China tinggi dan juga impor terus berlanjut," kata Louis Kuijs, kepala ekonom Asia Pasifik di S&P Global Ratings, menambahkan bahwa ekspor tetap menjadi salah satu komponen ekonomi yang masih mendukung pertumbuhan.

"Kita perlu melihat berapa lama dampak ekonomi (dari krisis Ukraina) akan berlangsung. Ekonomi China secara keseluruhan besar dan harus dapat terus tumbuh bahkan dalam menghadapi guncangan eksternal tetapi pertumbuhan ekspor akan terpengaruh," sambung dia.

Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina akhir bulan lalu, yang disebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "operasi khusus", dan pemasangan sanksi internasional terhadap Moskow telah meningkatkan risiko baru bagi ekonomi global, menambah ketegangan selama berbulan-bulan bagi pabrik-pabrik China dari hambatan rantai pasokan di seluruh dunia.

Tian Yun, mantan wakil direktur Asosiasi Operasi Ekonomi Beijing, memperkirakan perdagangan China-Eropa dapat terganggu karena konflik di Ukraina.

"Jika krisis Ukraina menghentikan layanan kereta barang China-UE atau menyebabkan efisiensi operasi yang lebih lambat, akan ada dampak buruk pada perdagangan UE dan China. Ini mungkin risiko terbesar," ungkap Tian.

Eksportir China yang terpapar pasar Ukraina telah menunda pengiriman, sementara beberapa pabrik dengan bisnis di Rusia telah menunggu pembayaran dari klien mereka sebelum mengatur pengiriman berikutnya, pejabat pabrik dan analis mengatakan kepada Reuters.

Ekspor China ke Rusia melonjak 41,5 persen dalam dua bulan pertama tahun ini, melampaui pertumbuhan dengan negara lain, data bea cukai menunjukkan pada hari Senin, sementara impor dari Rusia naik 35,8 persen.

KEYWORD :

China Pertumbuhan Ekonomi Rusia Ukraina Operasi Militer Khusus




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :