Minggu, 28/04/2024 03:28 WIB

Kemdikbudristek: Kurikulum Merdeka Bisa Eksplorasi Potensi Siswa

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka atau sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe, sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.

Gedung Kemdikbudristek (Foto: Muti/Jurnas)

Jakarta, Jurnas.com - Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka atau sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe, sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.

"Dengan Kurikulum Merdeka guru dapat memilih format, cara, materi esensial, dan pengalaman apa yang ingin diajarkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai," kata Zulfikri pada Kamis (17/2).

Selain itu, ditambahkan Zulfikri, bagi siswa, Kurikulum Merdeka dapat mengeksplorasi potensi unik setiap individu yang selama ini terkungkung dengan materi.

"Siswa bisa mengeksplor seluruh potensi dirinya melalui pengalaman berbagai cara, misalnya bagaimana merespon lingkungan di sekitarnya," ujar dia.

Stefani Anggia Putri, Guru SD Negeri 005 Sekupang, Batam, Kepulauan Riau yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolahnya sejak tahun lalu mengungkapkan bahwa pembelajaran di sekolah menjadi menyenangkan.

"Dengan penerapan Kurikulum Merdeka, pembelajaran dilakukan melalui paradigma baru dan berdiferensiasi sehingga menjadi menyenangkan, berpusat pada siswa, dan sesuai kebutuhan serta tahap kembang siswa," ungkap dia.

Lebih lanjut disampaikan Anggi, Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Menurutnya, penerapan Kurikulum Merdeka sudah dilakukan di sekolahnya mulai Tahun Ajaran 2021/2022.

"Kurikulum Merdeka ini mulai kami terapkan pada kelas 1 dan 4 saja sebagai pelaksana sekolah penggerak angkatan 1 Kota Batam, sedangkan kelas 2, 3, 5, dan 6 masih menggunakan kurikulum 2013," ujar Anggi.

Pada awal semester, guru kelas 1 dan 4 melakukan asesmen diagnosis awal bagi siswa. Selanjutnya, pembelajaran dilakukan dengan proyek melalui dua tema setiap tahunnya.

"Semester satu kemarin kami mengambil tema gaya hidup berkelanjutan, dengan judul Sampah Kujadikan Teman," kata Anggi.

Melalui tema tersebut, penerapan Kurikulum Merdeka dilakukan dengan mengajarkan pemanfaatan sampah, pemilahan sampah sesuai jenisnya, hingga mendaur ulang sampah yang bermanfaat.

Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka di SD Negeri 005 Sekupang, Batam, juga dilakukan dengan mengenalkan budaya kearifan lokal untuk menanamkan nilai gotong royong, kolaborasi, dan berpikir kritis pada siswa.

"Tema kearifan lokal ini kami lakukan pada semester dua dengan mengajarkan permainan tradisional seperti lompat karet dan congklak," jelas Anggi.

KEYWORD :

Kurikulum Merdeka Kemdikbudristek Potensi Siswa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :