Jum'at, 10/05/2024 14:11 WIB

Harga Tahu dan Tempe Mahal, Kemendag Berharap Masyarakat Maklumi

Stok ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan, yakni Februari dan Maret.

Industri tempe di Jepang (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com – Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan stok kedelai nasional aman meski terjadi kenaikan harga kedelai yang signifikan selama dua minggu terakhir.

Hal ini disampaikan Oke dalam konferensi pers bersama Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga secara virtual, Jumat (11/2).

"Menyikapi harga kedelai dunia yang masih cukup tinggi, Kemendag bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasional akan terus berupaya menyediakan stok kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe menjelang puasa dan Lebaran 2022," ujar Oke.

"Pemerintah juga meminta dukungan importir kedelai untuk konsisten menjaga harga keekonomian kedelai impor tetap terjangkau di tingkat perajin tahu dan tempe," sambungnya.

Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai 15,77 USD/bushels. Harga ini diperkirakan terus naik hingga Mei yang mencapai 15,79 USD/bushels dan mulai turun pada Juli sebesar 15,74 USD/bushels.

Kenaikan harga disinyalir akibat adanya kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, terjadi kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan biaya sewa lahan. Selain itu, disebabkan ketidakpastian cuaca di negara produsen yang mendorong petani kedelai menaikkan harga.

"Pemerintah berharap masyarakat dapat memaklumi dan menerima kenaikan harga tempe dan tahu guna menjaga keberlangsungan usaha perajin tempe dan tahu serta pelaku usaha kedelai lainnya. Mari bersama saling bahu membahu dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional,
terutama pada saat pandemi COVID-19 saat ini," pungkas Oke

Sementara itu, total stok yang dimiliki Akindo tercatat sebesar 300 ribu ton. Stok ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan, yakni Februari dan Maret.

Jumlah ini berasal dari stok awal Februari yang tercatat sebesar 160 ribu ton ditambah pemasukan pada pertengahan Februari sebesar 140 ribu ton.

Akindo berkomitmen untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp 10.500 – 11.500 peer kg pada Februari 2022 dan akan ditinjau kembali setiap akhir bulan berdasarkan perkembangan harga kedelai dunia.

Hal ini dilakukan guna memberikan kepastian harga kedelai kepada perajin tempe dan tahu serta menjaga situasi kondusif di tengah ketidakpastian harga kedelai dunia.

KEYWORD :

harga tahu tempe kedelai Oke Nurwan kemendag




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :