Kamis, 16/05/2024 10:15 WIB

Era Distrupsi, Gus Jazil Ingatkan Generasi Muda Cepat Beradaptasi

Tantangan bagi para sarjana

Jazilul Fawaid (Gus Jazil) dalam sebuah acara wisuda bersama akademisi kampus

Jakarta, Jurnas.com – Era disrupsi yang terjadi inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru.

"Akibatnya, pemain yang masih menggunakan cara dan sistem lama akan kalah bersaing," ujar Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.

Kata Gus Jazil, dunia baru saat ini menyebabkan perubahan drastis di semua lini kehidupan, teknologi, budaya, ekonomi, industri bahkan pendidikan.

Ia juga mengingatakan kita tidak membayangkan dulu semua menonton televisi, sekarang mulai jarang, berganti menonton YouTube dan berbagai platform digital lain.

"Dulu belanja ke mal, sekarang lewat tombol digital saja barang sudah sampai rumah. Hari ini di platform medsos, klik semua kelihatan" ujar Gus Jazil.

Pernyataan itu diutarakannya saat menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda ke-XXVI Program Pascasarjana, Sarjana dan Diploma serta Dies Natalis ke-XXXIV STIE Kusuma Negara, Yayasan Masjid Panglima Besar Soedirman di Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Senin (20/12/2021).

Menurut Gus Jazil, percepatan perubahan di era distrupsi ini menjadi tantangan bagi para sarjana. Sebab, ilmu yang diperoleh di kampus saat ini, bisa jadi pada lima tahun yang akan datang, sudah tidak terpakai lagi, berganti dengan perubahan yang baru.

Karena itu, ia menilai diperlukan kecepatan beradaptasi dengan keadaaan. Dulu mencari informasi lewat koran, hari ini, koran majalah mulai tergantikan oleh online. 

Menurutnya, kata kunci untuk menghadapi setiap era, baik era sebelumnya, hari ini, dan yang akan datang adalah sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan.

”Kalau mau sukses, kata kuncinya harus menjadi manusia yang memiliki pengetahuan yang dibutuhkan sesuai kontek zamannya,” paparnya.

Di era saat ini, mahasiswa harus memacu diri untuk memiliki kualitas yang dibutuhkan, inovatif dan kreativitas dan kecepatan.

”Dulu ada Nokia jaya, kemudian runtuh runtuh karena kalah beradaptasidalam melakukan kreativitas dan inovasi. Kalau Anda anggap hari ini keberhasilan dan terakhir menuntut ilmu, bisa jadi ilmu hari ini tidak lagi kompatibel dengan hari yang akan datang,” tutur Gus Jazil kepada para wisudawan.

Gus Jazil juga mengingatkan pentingnya penguasaan bahasa internasional sebagai alat untuk berkomunikasi dengan dunia global. Generasi muda juga dituntut untuk melek digital.

”Teknologi harus terus di-update karena tiap hari berubah pola dan caranya. Itu harus Anda miliki. Termasuk di dunia yang Anda hadapi di industri dan ekonomi. Bangsa ini harus terus memacu sains dan teknokogi sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain,” urainya.

Kendati begitu, Gus Jazil juga berpesan kepada para lulusan STIE Kusuma Negara agar tetap menjaga nilai-nilai budaya, jati diri dan keimanan.

Di era distrupsi saat ini, jelas Gis Jazil, jangan sampai kita mencerabut akar-akar budaya kita. Saya senang hari ini kita tetap menghidupkan nilai-nilai yang dibangun Panglima Besar Jenderal Soedirman yang terus menjaga nilai moralitas dan keimanan,” katanya.

Gus Jazil juga berharap para wisudawan yang telah menyandang titel akademik agar mampu memberikan manfaat ke masyarakat sekitar, keluarga, bangsa dan negara.

”Sebab hari ini sering kali di era ini Anda dinilai terhormat, sukses semata-mata karena materi. Tidak, sama sekali tidak. Kesuskesan seseorang tidak hanya diukur dengan sukses materi, tapi bagaimana bisa bermanfaat untuk orang lain,” tuntas Gus Jazil. 

KEYWORD :

Disrupsi Digital Jazilul Fawaid sarjana teknologi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :