Rabu, 08/05/2024 17:10 WIB

Ternyata Gus Dur Dua Kali Ramal Kiai Said Jadi Ketum PBNU

Saya sampai pastikan benar begitu bahasa Gus Dur? Dan Pak Haji (Sulaeman) tegas menjawab iya. Katanya, memang begitu dialek yang biasa digunakan dalam percakapan di antara keduanya.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj

Jakarta, Jurnas.com - Cerita ramalan KH. Abdurrahman Wahid bahwa KH. Said Aqil Siradj akan terpilih menjadi Ketua Umum PBNU di usia 56 tahun sudah banyak beredar dan terbukti kebenarannya. Rupanya bukan sekali itu saja Gus Dur meramal nasib Kiai Said terkait jabatan di PBNU.

Ini setidaknya tercermin dari isi buku "Santri Kinasih: Kang Said Penerus Keilmuan Gus Dur" yang ditulis oleh Samsul Hadi Karim dan Abdurrouf, yang secara resmi diluncurkan dalam bentuk E Book, Minggu (19/12). Di situ diceritakan, Gus Dur mengetahui nama Kiai Said dari karibnya yang baru saja pulang menunaikan ibadah haji.

Selama di Makkah, karib Gus Dur bernama H. Sulaeman itu ternyata sempat bertemu dengan Kiai Said muda yang selain dalam rangka belajar di Universitas Ummul Qura, juga bekerja sebagai imam masjid. Kiai Said  digambarkan bersuara merdu, makhraj bacaan yang baik, dan cerdas.

"Iya, ntar (dia) yang gantiin gue di sini," jawab Gus Dur dalam logat Jakarta atas informasi yang dibawa H. Sulaeman, sebagaimana di tulis di dalam buku.

Terkait kebenaran pernyataan Gus Dur itu, sang penulis buku, Samsul Hadi Karim memastikannya benar. Pria yang tercatat pernah menjadi asisten pribadi Kiai Said di periode pertama menjabat Ketua Umum PBNU itu mengaku mewawancarai langsung H. Sulaeman di kediamannya di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Saya sampai pastikan benar begitu bahasa Gus Dur? Dan Pak Haji (Sulaeman) tegas menjawab iya. Katanya, memang begitu dialek yang biasa digunakan dalam percakapan di antara keduanya," kata Samsul.

Samsul juga mengatakan, buku itu ditulis dengan motivasi untuk menunjukkan kepada masyarakat, khususnya Nahdliyin, Kiai Said bukan hanya pernah dekat dengan Gus Dur dan akan meneruskan perjuannya, tapi memang dipilih untuk dididik dan dikader sebagai penerus Gus Dur. "Makanya judul yang dipilih Santri Kinasih, artinya anak didik kesayangan," jelasnya.

Penggambaran Kiai Said sebagai anak didik kesayangan Gus Dur dianggap tidak berlebihan, yang di dalam buku itu antara lain digambarkan pada kesediaan Gus Dur 4 kali mengunjungi Kiai Said ke Arab Saudi,  di tengah proses studi yang dijalani. Tak cuma itu, di rentang 1989 hingga 1994, ketika Kiai Said 2 kali cuti belajar dan pulang kampung, Gus Dur juga menyempatkan mengunjunginya di Cirebon, Jawa Barat.

"Dan ketika Kiai Said pulang ke Indonesia, Gus Dur  yang saat itu sudah menjabat Ketua Umum PBNU rela menjemput di bandara Soekarno-Hatta. Bisa dibayangkan, Gus Dur dengan nama besarnya menjemput anak muda yang baru saja selesai belajar," urai Samsul.

Bukti lain Kiai Said sebagai santri kinasih  Gus Dur juga digambarkan tentang pemikiran 2 ulama itu yang nyaris serupa. Tiga gagasan besar Kiai Said, yaitu Kembali ke Pesantren, Islam Nusantara, dan Dari Pesantren untuk Peradaban Dunia Menuju Kemandirian NU, semuanya diakui merujuk  dari apa yang sudah digagas oleh Gus Dur.

"Termasuk pemikiran Gus Dur tentang konflik Israel - Palestina, Kiai Said berpandangan sama, yaitu menentang keras Israel," pungkas Samsul.

Sementara Abdurrouf, penulis lain buku  Santri Kinasih, mengaku bersyukur pekerjaan itu bisa diselesaikan tepat waktu, mengingat pengerjaannya yang berkejaran dengan pelaksanaan Muktamar NU ke-34. Karena alasan keterbatasan waktu itu pula buku diedarkan dalam bentuk E Book, yang diharapkan dapat tersebar seluas-luasnya secara cepat.

"Dan yang jelas dibagikan gratis, tidak diperjual belikan," kata Rouf.

KEYWORD :

PBNU Said Aqil Siradj Abdurrahman Wahid Santri Kinasih: Kang Said Penerus Keilmuan Gus Dur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :