Jum'at, 10/05/2024 17:35 WIB

Ini Alasan Peringatan Hari Perkebunan dan Rempah Nasional Dihelat di Danau Toba

Peringatan Hari Perkebunan pada 10 Desember ini tonggak sejarah perjuangan agar perkebunan dapat bangkit kembali memberikan sumbangsih bagi perekonomian, khususnya menggairahkan devisa negara dari ekspor hasil perkebunan.

Wakil Presiden RI (Wapres) KH. Ma`ruf Amin didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di sela pembukaan peringatan Hari Perkebunan dan Launching Hari Rempah Nasional di kawasan Danau Toba, Parapat, Simalungun, Jumat (10/12).

Danau Toba, Jurnas.com - Wakil Presiden (Wapres), KH. Ma`ruf Amin didampingi Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo membuka peringatan Hari Perkebunan Nasional ke 64 dan sekaligus melaunching Hari Rempah Nasional di kawasan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (10/12).

Wapres Ma`ruf menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan di Danau Toba karena merupakan pusat penghasil berbagai tanaman rempah dan komoditas primadona ekspor Sumatera Utara.

"Dari kawasan Danau Toba ini, saya ingin menggaungkan kembali kejayaan rempah nusantara. Ini selaras dengan arahan Bapak Presiden Jokowi untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan keunggulan agribisnis Indonesia," kata Wapres Ma`ruf.

Peringatan Hari Perkebunan Nasional ke 64 dan sekaligus melaunching Hari Rempah Nasional ini mengangkat tema "Membangkitkan Kejayaan Rempah untuk Peningkatan Ekspor Komoditas Perkebunan Menuju Indonesia Maju, Mandiri dan Modern".

Wapres Ma`ruf mengatakan, peringatan Hari Perkebunan pada 10 Desember ini tonggak sejarah perjuangan agar perkebunan dapat bangkit kembali memberikan sumbangsih bagi perekonomian, khususnya menggairahkan devisa negara dari ekspor hasil perkebunan.

"Oleh karena itu, sekarang sudah saatnya kita kembangkan komoditas perkebunan dan rempah. Kita dorong industri pengolahan dan daya saing untuk tingkatkn volumen ekspornya. Kita ingin secepatnya keluar jebakan yakni negara pengekspor bahan mentah," kata dia.

"Dan agar kita lepas dari ketergantungan impor, kita harus mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Saya meyakini strategi ini bisa meningkatkan nilai tambah perekonomian," sambug dia.

Wapres Ma`ruf berharap Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar secepatanya mewujudkan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari perkebunan, di antaranya sistem perdagangan internasional yang terbuka.

Kemudian, lanjut dia, membangun berbagai prasarana dan sarana penunjang untuk proses produksi, distribusi dan logistik untuk meningkatkan aktivitas ekspor.

"Yang intinya juga adalah harus bisa membentuk tata kelola niaga yang menguntungkan produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun. Begitu juga, peran para pelaku usaha baik pelaku usaha kecil, menengah, dan koperasi terus didorong melalui penguatan kelembagaan petani dalam wadah korporasi sehingga dapat berperan aktif untuk menjadi soko guru ekonomi nasional," tegasnya.

Sementara itu, Syahrul menjelaskan, peringatan ini sebagai upaya untuk membangkitkan semangat dalam meningkatkan produksi dan volume ekspor komoditas perkebunan dan rempah.

Indonesia saat ini menempati posisi ke 10 sebagai negara penghasil rempah dan dengan adanya kegiatan ini ditargetkan masuk diperingkat ke 3 atau 2 dunia. "Saya janji, dengan kehadiran Bapak Wakil Presiden, produksi rempah kita nanti masuk diurutan 3 atau 2 terbesar di dunia," kata Syahrul.

Pada kesempatan tersebut, mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu mengatakan, dalam upaya memajukan pertanian ke depanya perlu dukungan tambahan alokasi anggaran dan stok pupuk subsidi dalam jumlah besar.

Dia mengatakan, keberhasilan kinerja ekspor dan stok beras melimpah karena dukungan tambahan alokasi pupuk dari Presiden dan Wakil Presiden sebesar Rp 4 triliun sehingga alokasi pupuk bertambah menjadi 9 sampai 10 juta ton.

"Tapi kita harus membiasakan, lahan pertanian kita subur dan air tersedia. Pertanian kita didukung dana KUR sektor pertanian. Tahun lalu kita dikasih target Rp50 triliun, realisasinya 112 persen atau Rp 55 triliun. Kredit yang macet hanya 0,03 persen dan sekarang sudah lunas," tuturnya.

KEYWORD :

KH. Ma`ruf Amin Hari Perkebunan Nasional Hari Rempah Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :