Tim Kuasa Hukum KPU Tanjabtim (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kuasa Hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Tengku Ardiansyah menilai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) dan tim penyidiknya tidak mengormati upaya hukum yang ditempuh kliennya.
Pasalnya, kata Tengku, Kajari dan tim penyidik Kejari Tanjabti tidak menghadiri sidang praperadilan, yang diajukan KPU Tanjabtim.
Tengku membeberkan pada Senin (8/11), Kajari dan tim penyidik Tanjabtim menjemput paksa sekretaris dan bendahara KPU Tanjabtim, tanpa surat panggilan sebelumnya. Padahal awalnya keduanya telah bersedia hadir untuk memenuhi panggilan pada Kamis (11/11) kemarin.
"Tetapi pada 10 November 2021 tim penyidik Kejari Tanjabtim lansung melakukan upaya penangkapan dengan tanpa alasan yang jelas, terhadap sekretaris dan bendahara dengan cara yang tidak humanis, yaitu dengan cara memborgol keduanya untuk dibawa ke kejaksaan. Padahal mereka tidak ada sedikitpun melakukan perlawanan," ungkap Tengku.
"Sementara seharunsy pada saat yang bersamaan pada 10 November 2021, tim Kejari Tanjung Jabung Timur harus menghadiri persidangan (praperadilan) yang kami ajukan," sambung dia.
Neymar Bebas dari Kasus Dugaan Korupsi Transfer
Karenanya, Tengku menyebut penangkapan terhadap sekretaris dan bendahara KPU Tanjabtim telah melanggar prosedur. Kajari Tanjabtim dan tim penyidik dinilai mempertontonkan arogansi selaku penegak hukum.
"Jaksa Agung, Jamwas, Komisi Kejaksaan, Komnas HAM harus memproses dan melakukan pemeriksaan atas tindakan kesewenang-wenangan dan arogansi Kajari dan Tim Penyidik Kejari Tanjung Jabung Timur sesuai aturan yang berlaku," tegas dia.
Tengku menambahkan, pihaknya juga mendesak Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jambi, untuk mengambil tindakan atas arogansi yang dilakukan Kajari Tanjabtim, serta menghormati upaya praperadilan yang diajukan KPU Tanjabtim.
KEYWORD :KPU Tanjung Jabung Timur Dugaan Korupsi Kejari Tanjabtim
