Jum'at, 03/05/2024 15:51 WIB

PKB Gelar Halaqoh Ulama

Ini Pandangan Cak Imin soal Pragmatisme Politik

Menurut cak Imin corak politik di Indonesia masih kental dengan perilaku pragmatis

(foto: Muhaimin Iskandar/Gepeng Jurnas.com)

Jakarta - Ketua Umum DPP Partai kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (cak Imin) menggugah agar wahana politik masa depan Indonesia lebih berbasis pada nilai-nilai idealistik. Ia berpandangan, politik Indonesia dimasa yang akan datang tidak hanya bisa diakses kalangan berduit semata.

Menurut dia, sejauh ini corak politik di Indonesia masih kental dengan perilaku pragmatisme yang identik dengan jual beli suara saat pemilihan umum (pemilu).

"Kemarin Ketua DPW PKB Kalimantan Selatan nyalon Gubernur Kalimantan Selatan di Banjarmasin. Sudah survei menang terus, kita optimis jalan terus. Jelang pemilihan calon lain bilang pasti mengalahkan. Akhirnya dia minta agar mundur dengan tawaran mau ganti biaya. Tapi kita all out jalan terus. Begitu pemilihan, ternyata dapat nomor terakhir (kalah)," ujar cak Imin di acara Halaqoh Ulama bertema "Tabayyun Konstitusi" di hotel Best Western, Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2016). 

Cak Imin mengatakan dirinya mencatat dua garis besar dalam menelaah proses demokrasi politik sepanjang 20 tahun terakhir di Indonesia. Pada prinsipnya, kata dia, Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk terlibat dalam politik secara aktif menentukan pilihannya.

Tetapi, kata dia, terdapat berbagai kelemahan pada sisi lain yang menyebabkan munculnya gejala pragmatisme politik. Sehingga, lanjutnya, akses politik hanya mampu dijangkau orang yang memiliki kekuatan finansial.

"Ada sisi positif dimana rakyat bisa tentukan pilihan dengan baik. Ada sisi gelap dimana konstitusi tidak mampu menangkap kenyataan pahit ini," ucapnya. 

Lebih lanjut cak Imin menyampaikan maksud dirinya mengundang para ulama dan kiai di acara Halaqoh ulama. Ia berharap mendapatkan masukan dalam rangka memutus hegemoni budaya pragmatisme politik di Indonesia.

"Apakah ini kesalahan pilihan konstitusi kita yang sangat liberalistik atau yang salah rakyat kita yang memang mata duitan. Saya kira seperti ayam dan telur. Konstitusinya kebablasan, atau rakyatnya juga pendidikan politiknya yang rendah," paparnya.

KEYWORD :

Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :