Tes usap PCR di Kota Nanjing, China (Foto: BBC)
Beijing, Jurnas.com - China menghadapi kesulitan dalam memperluas upaya vaksinasi massal COVID-19, namun akan terus menginokulasi lebih banyak orang dan meningkatkan program suntikan booster.
Zheng Zhongwei, seorang pejabat di Komisi Kesehatan Nasional, tidak merinci hambatannya tetapi menekankan bahwa mereka yang belum divaksinasi tidak dapat mengandalkan perlindungan dari mereka yang telah disuntik di tengah kekhawatiran atas varian Delta yang sangat menular.
"Baru-baru ini, ketika (mendorong pekerjaan vaksinasi) sampai ke tahap selanjutnya, itu menjadi semakin sulit," kata Zheng di sebuah forum kesehatan pada, Jumat (3/9).
Ngeri, Kapal Induk China Lintasi Selat Taiwan
Dia mengatakan China telah memberikan dosis penuh kepada sekitar 900 juta orang, atau lebih dari 60 persen dari 1,4 miliar penduduknya, namun pada ahli mengatakan China memerlukan tingkat vaksinasi lebih tinggi dari 80 persen.
Negeri Tirai Bambu itu memberikan sekitar 13 juta dosis per hari rata-rata pada bulan Juli dan Agustus, lebih lambat dari rata-rata harian bulan Juni sebesar 19 juta.
Pada akhir Oktober, negara tersebut diharapkan untuk menyelesaikan pemberian dosis rejimen reguler kepada 1,1 miliar orang serta memberikan suntikan booster kepada kelompok terbatas seperti orang tua dan karyawan berisiko tinggi, menurut perkiraan dalam presentasi Zheng.
Saat ini orang disarankan untuk menggunakan dosis booster dari jenis teknologi yang sama dengan vaksinasi pertama mereka, tetapi lebih banyak pilihan mungkin tersedia setelah studi tentang penggunaan suntikan yang berbeda sebagai booster memberikan hasil, kata Zheng.
Zheng mengatakan, China telah memasok 1 miliar dosis vaksin COVID-19 ke seluruh dunia.
Presiden Xi Jinping mengatakan pada bulan Agustus bahwa China akan berusaha untuk menyediakan 2 miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara lain pada tahun 2021.
KEYWORD :China Vakinasi COVID-19 Booster Vaksin COVID-19
