Senin, 06/05/2024 00:31 WIB

Kebijakan Trading Halt Sukses Jaga IHSG Tidak Anjlok

Menurut Inarno, tercatat BEI sudah enam kali melakukan trading halt untuk mencegah penurunan lebih dalam dari IHSG

Kantor Bursa Efek Indonesia (Pasar Dana)

Jakarta, Jurnas.com - Langkah otoritas pasar modal PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lakukan trading halt atau pengehentian sementara beri sentimen positif. Pasalnya, kebijakan ini jaga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak anjlok meski terdampak virus corona.

Direktur Utama BEI Inarno Djayadi mengatakan, adanya virus corona membuat para investor melakukan panic selling. Sehingga dengan adanya penghentian sementara ini untuk menahan agar harga saham tidak turun jauh.

Asal tahu saja, ketika IHSG anjlok BEI mengeluarkan dua kebijakan langsung. Pertama adalah penolakan automatis (auto rejection) asimeteris, dan yang kedua adalah pembekuan perdagangan sementara (trading halt) untuk mencegah kepanikan pasar.

"Menyambung pembahasan sebelumnya, terkait autorejection asimetris dan trading halt, penerapan kebijakan ini cukup berhasil menahan harga saham agar tidak turun lebih dalam karena adannya panic selling oleh investor," ujarnya dalam teleconfrence, Jumat (24/4/2020).

Menurut Inarno, dengan kebijkan ini para investor bisa diberikan waktu untuk mencermati perkembangan pasar. Sehingga harapannya, para investor ini tak jadi untuk menjual protofolionya bersama-sama.

"Kami lihat cukup berhasil auto reject dan trading halt indeks tidak turun dalam, bahkan setelah trading halt bisa berbalik menjadi naik IHSG-nya," kata Inarno.

Menurut Inarno, tercatat BEI sudah enam kali melakukan trading halt untuk mencegah penurunan lebih dalam dari IHSG. Trading halt pertama dilakukan pada Kamis 12 Maret pada pukul 15.33 WIB ketika itu IHSG anjlok hingga 5% menjadi 4.895.

Selanjutnya pada, Jumat 13 maret IHSG tersungkur 5,01% atau 245,17 poin ke level 4.650,58 pada pukul 09:15:33 waktu JATS. Kemudian, pada Selasa 17 Maret, pukul 15:02 waktu JATS, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus dihentikan selama 30 menit IHSG terkoreksi 5% atau 234,558 poin ke level 4.456,099.

Perdagangan juga terhenti pada pukul 09:37 waktu JATS, Kamis 19 Maret. Posisi IHSG saat terjadinya trading halt adalah pada 4.113,64 atau turun 217,02 poin atau 5,01% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Selanjutnya perdagangan pada Senin 23 Maret pukul 14.52 WIB kembali terhenti karena IHSG yang kembali terkontraksi 5%. Indeks terkoreksi 5% atau 209,87 poin menjadi 3.985,07.

Dan yang terakhir adalah trading halt yang dilakukan pada 30 Maret 2020 pada pukul 10.20 WIB. Ketika itu IHSG anjlok 5% menjadi ke levele 4.318,29.

"Sejak kita berlakukan trading halt (IHSG tidak jatuh lebih dalam), catatan kita telah terjadi 6vkali trading halt," kata Inarno.

KEYWORD :

Virus Corona Trading Halt IHSG Bursa Efek Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :