Jum'at, 26/04/2024 16:48 WIB

Syahrul Yasin Limpo Haru Sulawesi Utara Ekspor Komoditas Pertanian

Syahrul mengapresiasi para petani dan pelaku usaha agribisnis di Sumatera Utara yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala yang memiliki permintaan sangat tinggi dari negara negara lain, khususnya di tengah pandemi COVID-19.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat melepas ekspor secara simbolis di rumah kemasan CV Indospice salah satu eksportir di Kota Manado, Selasa 21 Februari 2020. (Foto: Kementan)

Manado, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian Sulawesi Utara sebanyak 12.192 ton kesebelas negara tetangga di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

Komoditas yang berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit, kelapa parut di kirim ke Belanda, Vietnam, Cina,Italy, Czech Republic, Egypt, Jerman, Latvia,Rusia, New Zealand dan Amerika Serikat (AS).

"Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran Eselon I Kementan hadir untuk melepas ekspor dari Sulawesi Utara yaitu pala atau rempah-rempah kita dari Sulawesi Utara," kata Syahrul saat melepas ekspor secara simbolis di rumah kemasan CV Indospice salah satu eksportir di Kota Manado, Selasa (21/4).

Syahrul mengapresiasi para petani dan pelaku usaha agribisnis di Sulawesi Utara yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala yang memiliki permintaan sangat tinggi dari negara negara lain, khususnya di tengah pandemi COVID-19.

"Saya sampaikan rasa haru dan bangga karena di saat COVID-19 seperti ini, kita buktikan bahwa pertanian itu tidak boleh berhenti. Hanya dengan cara ini menghadapi tantangan COVID-19 itu, sekaligus kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk siapkan pangan," ujar Syahrul.

Rempah pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari negara luar sangat tinggi.

"Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang terlock hanya yang ke India dan ke Italia, itupun tetap diekspor. Bulan lalu katanya masih tetap ekspor, hanya sampai di pelabuhan sana belum bisa bongkar. Tetapi di negara ke AS dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu," ujarnya.

Syahrul mengatakan, ekspor menunjukkan bahwa komoditas pertanian tidak mengenal pantangan apapun dan harus tetap tersedia sebab seluruh dunia tetap membutuhkan makan, di antaranya komoditas rempah seperti pala, cengkeh dan lainnya.

"Artinya negara bangsa dan rakyat yang begitu banyak mengharapkan kita tidak boleh diam. Yang paling penting, jaga kesehatan semua. Manual kesehatannya harus selalu dijaga, salah satunya harus tetap masker, termasuk tentu anak-anakku para media sekalian," ujar Syahrul.

"Tidak boleh ada yang merasa kuat menghadapi itu karena seluruh dunia berhadapan dengan hal itu. Tetapi di saat seperti ini terjadi berbagai hal di bidang ekonomi, tapi kita masih bisa ekspor pangan. Nah itu yang menjadi juga sesuatu menjadi hal yang penting," sambungnya..

Di tempat yang sama, Syahrul juga meminta para produsen hulu dan eksportir untuk terus tingkatkan kerjasama agar dapat meningkatkan hasil produksi.

Menurut Syahrul, Sektor perkebunan saat ini menjadi andalan ekspor pertanian sehingga terus diperluas cakupan ekspornya, di antaranya melalui pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif, budaya dan berorientasi ekspor.

"Dalam mendorong ekspor, Kementan juga melakukan terobosan, yakni mulai dari pemanfaatan teknologi di hilir, efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi. Selain itu, diplomasi untuk menembus ragam dan pasar baru serta penguatan sistem perkarantinaan didorong ke arah digitalisasi," kata Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan ekspor asal sub sektor perkebunan masih menjadi andalan. Di tengah kondisi ekonomi yang lamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspornya.

Melansir data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode Januari hingga Maret nilainya Rp511,12 miliar.

"Artinya terjadi peningkatkatan nilai ekspor asal Sulawesi Utara sebesar 176% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya khususnya peningkatan nilai komoditas perkebunan," sebutnya.

Sekadar diketahui, besarnya ekspor komoditas pertanian yang dilepas kesebelas negara ini meliputi Pala Biji sejumlah 46,25 ton senilai Rp5,17 miliar bunga pala 20 ton senilai Rp6,9 miliar, kelapa serabut 59,51 ton senilai Rp167,5 juta, minyak sawit 11.763 ton senilai Rp105,054 miliar dan kelapa parut 289,9 ton senilai Rp7,5 miliar.

KEYWORD :

Komoditas Pertanian Ekspor Pertanian Sulawesi Utara Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :