Rabu, 08/05/2024 10:01 WIB

Pasar Kekurangan Kopi, Kementan Galakkan Bun500

Bandung salah satunya didorong bisa berkontribusi dalam konteks memajukan perkopian nasional.

Direktur Jenderal Perkenunan, Kasdi Subagyono pada Pembukaan Kompetisi Kopi Spesialiti Indonesia (KKSI) ke-11 di Gedong Budaya Sabilulungan (GBS), Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (18/10).

Soreang, Jurnas.com - Kompetisi Kopi Spesialiti Indonesia (KKSI) bukan hanya ajang ceremony, melainkan suatu upaya mempromosikan kopi handal dalam negeri kepada negara tetangga.

Demikian kata Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono pada Pembukaan KKSI ke-11 di Gedong Budaya Sabilulungan (GBS), Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (18/10).

"Ini suatu momen penting untuk mempromosikan kopi spesialiti yang sebagian besar kopi jenis arabika. Kabupaten Bandung ini merupakan salah satu pusatnya," ujar Kasdi kepada Jurnas.com.

Target Kementerian Pertanian (Kementan) adalah menjadi Indonesia sebagai pusat kopi spesialiti. Bandung salah satunya didorong bisa berkontribusi dalam konteks memajukan perkopian nasional.

Untuk mengembangkam kopi spesialiti, kata Kasdi, Kementan telah menyediakan bibit unggul melalui program 500 juta untuk enam tahun ke depan (Bun500) di sektor hulunya.

"Tujuh puluh persen pekebunan kita masih didominasi pekebunan rakyat yang produktivitasnya hanya 0,7 per ton hektare. Kami ingin naikkan produktivitasnya jadi 2,1 hingga 3 ton per hektare," kata Kasdi.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Industri dan Spesialti di Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto mendorong petani agar tidak berhenti menanam kopi.

"Saya pesan kepada petani, terutama petani Jawa Barat, tolong tetap tanam kopi. Jangan pernah nggak tanam kopi. Di dunia ini kita kekurangan kopi," kata Pranoto.

Menurut Pranoto, penduduk Indonesia berjumlah 260 juta hampir 20 juga mengkonsumsi kopi. Sementara China yang berpenduduk 1,3 miliar hampir 260 juta minum kopi. Karena itu, kopi Indonesia akan tetap terjual.

"Indonesia konsumsi kopi dari 0,6-0,8 sekarang sudah 1,6-1,8 dan tren yang paling hebat di Indonesia adalah Jawa Barat, Bandung terutama dan Jakarta yang banyak kafe-kafe kecil. Sehingga kesadaran orang minum kopi telah ada," ungkap Pranoto.

Untuk itu, Pranoto meminta kepada petani agar tidak berhenti menanam kopi, mengingat masa depan si hitam sangat cemerlang.

KEYWORD :

Sektor Perkebunan Ekspor Kopi Kasdi Subagyono




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :