Sabtu, 20/04/2024 15:45 WIB

China Desak AS Batalkan Pembahasan Soal Xinjiang

Kementerian Luar Negeri China menuduh pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memfitnah Beijing, dan mencampuri urusan dalam negerinya.

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan bilateral di sela KTT G20 di Osaka pada 29 Juni 2019. (Foto: AFP)

Beijing, Jurnas.com - China mendesak Amerika Serikat (AS), supaya membatalkan pertemuan di sela-sela Sidang Umum PBB yang akan membahas tuduhan penindasan dan penahanan massal di wilayah Xinjiang.

Kementerian Luar Negeri China menuduh pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memfitnah Beijing, dan mencampuri urusan dalam negerinya.

Dikutip dari Associated Press pada Selasa (24/9), Wakil Menteri Luar Negeri AS, John Sullivan, dijadwalkan memimpin diskusi panel tentang "Krisis Hak Asasi Manusia di Xinjiang" selama pertemuan Majelis Umum PBB minggu ini.

AS bersama kelompok hak asasi manusia dan analis independen mengungkapkan, sekitar 1 juta dari 12 juta anggota kelompok etnis minoritas Muslim di Xinjiang telah ditahan di kamp-kamp interniran. Sementara Beijing menyebut kamp itu sebagai pusat pelatihan kejuruan.

"Kami mendesak Amerika Serikat untuk membatalkan pertemuan yang relevan, berhenti membuat pernyataan tidak bertanggung jawab tentang masalah Xinjiang dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri China atas nama hak asasi manusia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Geng Shuang.

Dalam pertemuan tentang kebebasan beragama pada Senin kemarin, Trump menyerukan para pemimpin dunia untuk menghentikan kejahatan terhadap agama.

Sementara sehari sebelumnya, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo menuduh Beijing berusaha menghapus budaya Muslim. Dia menyerukan kepada pemerintah Asia Tengah untuk menolak tuntutan China, untuk mengirim pulang etnis minoritas yang mungkin menghadapi penindasan.

"Amerika Serikat telah berulang kali mencoreng dan memfitnah kebijakan China terhadap Xinjiang, dan mencampuri urusan dalam negeri China dengan kedok agama, dan hak asasi manusia," tegas Geng.

"Sekarang mereka membuat kesalahan yang lebih besar dengan mengadakan apa yang disebut diskusi tentang masalah Xinjiang selama Majelis Umum PBB," imbuh dia.

Beijing berulang kali melabeli Muslim radikal sebagai dalang insiden kekerasan yang tersebar di Xinjiang, dengan tuduhan menginginkan kemerdekaan di wilayah itu.

Sementara pemerintah asing dan peneliti mengatakan bahwa mereka melihat sedikit bukti untuk mendukung alasan itu.

"AS telah menutup mata terhadap upaya dan prestasi China dalam memerangi terorisme dan ekstremisme," tandas Geng.

KEYWORD :

China Xinjiang Amerika Serikat Sidang Umum PBB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :