Rabu, 17/04/2024 00:50 WIB

Siswa SMP Hong Kong Turun ke Jalan, Dukung Demontrasi

Mereka ikut turun ke jalan dengan membentuk rantai manusia di distrik-distrik di seluruh Hong Kong pada Senin (9/9), guna mendukung para demonstran anti-pemerintah.

Siswa Hong Kong melakukan aksi mendukung pemrotes anti-pemerintah pada Senin (9/9) | Foto: Reuters

Hong Kong, Jurnas.com - Ratusan siswa SMP di Hong Kong mengenakan topeng dengan seragam sekolah. Mereka ikut turun ke jalan dengan membentuk rantai manusia di distrik-distrik di seluruh Hong Kong pada Senin (9/9), guna mendukung para demonstran anti-pemerintah.

Stasiun-stasiun metro yang ditutup pada Minggu sebelumnya, masih belum menunjukkan tanda-tanda akan dibuka, lantaran suasana di pusat keuangan Asia itu masih tegang.

Pemerintah Hong Kong memperingatkan anggota parlemen asing untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Hong Kong, setelah ribuan demonstran meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk "membebaskan" kota itu.

Media pemerintah China menambahkan bahwa Hong Kong merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Beijing. Sehingga segala bentuk upaya separatisme "akan dihancurkan".

Seperti diketahui, tiga bulan protes atas RUU ekstradisi, saat ini sudah berevolusi menjadi aksi yang lebih luas untuk menentang pemerintah.

Banyak aktivis marah atas penolakan pemimpin Hong Kong Carrie Lam, untuk melakukan penyelidikan independen terhadap tuduhan kebrutalan polisi selama demonstrasi.

Tuntutan lain dari para pemrotes termasuk pencabutan kata "kerusuhan" untuk menggambarkan demonstrasi, pembebasan semua yang ditangkap, dan hak bagi rakyat Hong Kong untuk memilih pemimpin mereka sendiri.

Joshua Wong, salah satu pemimpin gerakan "Payung" pro-demokrasi lima tahun lalu, dijadwalkan muncul di pengadilan pada Senin karena melanggar syarat jaminan, setelah penangkapannya pada Agustus lalu dengan tuduhan menghasut dan berpartisipasi dalam majelis yang tidak sah.

Hong Kong kembali ke China pada 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem", yang menjamin kebebasan yang tidak dinikmati di China daratan.

China pun membantah tuduhan mencampuri urusan internal Hong Kong, sekaligus mengecam protes itu, menuduh Amerika Serikat dan Inggris mengobarkan kerusuhan, dan memperingatkan kerusakan ekonomi.

"Amerika Serikat terus memantau peristiwa di Hong Kong. Kebebasan berekspresi dan berkumpul adalah nilai-nilai inti yang kami bagi dengan rakyat Hong Kong, dan kebebasan itu harus dilindungi dengan penuh semangat. Seperti yang dikatakan Presiden bahwa mereka mencari demokrasi," ungkap salah seorang sumber anonim kepada Reuters.

KEYWORD :

Hong Kong Aksi Protes China Siswa SMP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :