Kamis, 25/04/2024 18:33 WIB

Langkah Cepat Menteri Amran untuk Ibu Kota Baru Mandiri Pangan

Ke depan generasi harus muda berpikir untuk menjadikan pertanian modern sebagai profesi dan menggunakan teknologi pertanian yang sudah maju.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menjadi pembicara pada acara Focus Group Discussion (FGD) Strategi Pengembangan Kawasan Penyangga Kemandirian Pangan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur (Kaltim), Balikpapan, Jumat malam (30/8)

Balikpapan, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mengklaim, pihaknya sudah melakukan perhitungan proyeksi kebutuhan pangan ke depan, dalam memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota baru dengan membangun klaster pengembangan komoditas.

Hal itu disampaikan Amran pada acara Focus Group Discussion (FGD) "Strategi Pengembangan Kawasan Penyangga Kemandirian Pangan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur", Balikpapan, Jumat malam (30/8).

Amran gerak cepat mempersiapkan penyangga pangan Ibu Kota Negara baru melalui sistem klaster tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan menggunakan teknologi pertanian modern agar semua kebutuhan pangan ke depan dipenuhi sendiri tanpa impor.

"Ibu Kota baru mandiri pangan, ini kata kuncinya. Mimpi besar kami adalah menyiapkan pangan untuk penduduk di Ibu Kota baru kita siapkan lebih awal karena katakanlah pindah 2024, umur komoditas hortikultura dua hingga tiga tahun sudah berbuah," kata Amran.

Amran menegaskan bahwa mimpi besar Kementerian Pertnian (Kementan) yakni membangun Ibu Kota baru tanpa impor pangan sebab pangan dapat diproduksi masyarakat Kalimantan Timur sendiri.

Hal ini optimis diwujudkan karena Kementan sejak awal telah menyiapkan 500 juta pohon bibit tanaman perkebunan yang menelan anggaran Rp10 triliun. Di tahun 2018, bantuan yang bibit hortikultura yang telah diberikan sekitar 30 hingga 50 ribu dan ditingkatkan 100 ribu pohon per tahun.

Bukan hanya itu, Kementan juga sudah mengirim sapi terbesar tiga tahun lalu untuk Kalimantan Timur sebanyak 2.000 ekor. Angka itu merupakan terbesar di seluruh Indonesia.

"Potensi padi sudah kami hitung yang minus tinggal 60 ribu ton. Ini sangat kecil sebab lahan rawa Kalimantan yang dijadikan lahan pertanian sudah selesai, sehingga produksi padi kita surplus dan nantinya ekspor ke negara tetangga," bebernya.

"Tetapi kami ingin seluruh 10 kabupaten di Kalimantan Timur, membuat klaster budidaya pangan. Misal, kabupaten mana yang mensuplai ayam, daging sapi, bawang merah, cabai dan seterusnya sehingga kebutuhan pangan di Ibu Kota negara ini dipenuhi sendiri dari produksi masyarakat setempat," ujar Amran.

Dengan demikian, kata Amran, kebutuhan beras negara tetangga seperti Malaysia yang butuh sebanyak 1,5 ton dapat dipenuhi dari Indonesia dan ini bisa disuplai dari produksi di Kalimantan. Sementara produksi padi di Kalimantan Timur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Ibu Kota baru.

"Kami tahu Kabupaten Panajam, traktornya telah kami berikan 300 unit. Jadi alsintan terbanyak dan sapi terbanyak kami sudah berikan Kalimantan Timur. Ke depan bantuan kami tambah lagi," tandasnya.

Ketua Presidum Majelis Nasional Kahmi, Hamdan Zoelva menilai upaya penyediaan pangan mandiri di Ibu Kota Negara baru  merupakan gagasan yang luar biasa dan optimis dapat diwujudkan. Pasalnya, kedaulatan pangan bagian penting bagi kedaulatan dan kekuatan sebuah bangsa.

"Tadi yang Pak Amran, cita-cita kedaulatan pangannya itu bukan lagi kecil tapi sudah jauh melompat ke depan yaitu menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Ini adalah sesuatu hal yang luar biasa.

"Memang kalau kita lihat dari berbagai sisi, luas lahan Kalimantan masih banyak yang belum dikelola. Maka kesempatan mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan itu bukanlah mimpi belaka, tapi sesuatu yang optimis bisa diwujudkan," sambungnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini berharap ke depan generasi muda harus berpikir untuk menjadikan pertanian modern sebagai profesi dan menggunakan teknologi pertanian yang sudah maju.

Potensi lahan Indonesia sangat luas dan jika dikelola oleh generasi milenial, dipastikan pertanian Indonesia semakin kuat dalam mencukupi kebutuhan sendiri dan ke depan justru menyuplai pangan untuk dunia.

"Karena itu, ketika Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, pertanian menjadi sektor yang berpengaruh dalam meningkatan pendapatan domestik bruto yang mempengaruhi kemakmuran masyarakat Indonesia. Ini yang menjadi perhatian kita dan perkembangan kinerja sektor pertanian saat ini sangat luar biasa," tegasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Kemandirian Pangan Hamdan Zoelva Kalimantan Timur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :