Jum'at, 26/04/2024 18:50 WIB

Kementan Klaim Nilai Ekspor Produk Pertanian Indonesia Berlipat Ganda

Dilihat dari data tahun 2013, angka ekspor produk pertanian hanya sekitar 33,5 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di sela ekspor Lada Biji tujuan Vietnam Milik PT. Bangka Alam Sejahtera, Sabtu 4 Mei 2019. (Foto: Supi/JURNAS)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerin Pertanian (Kementan) mengklaim, nilai ekspor produk pertanian Indonesia selama empat setengah tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Dilihat dari data tahun 2013, angka ekspor produk pertanian hanya sekitar 33,5 juta ton. Lalu, berselang tiga tahun angkanya melonjak menjadi 36,1 juta ton dan 40,4 juta ton.

Selanjutnya pada 2017 dan 2018, angka ekspor produk pertanian kembali meningkat menjadi 41,3 juta ton dan 42,5 juta ton.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Ketut Kariyasa, peningkatan ini tak lepas dari berbagai program dan kebijakan terobosan yang tepat dalam mengimplementasi semua instruksi Presiden Jokowi.

"Kita patut berbangga karena ditengah lesunya ekspor Indonesia, perjalanan ekspor kita menunjukkan kinerja yang sangat bagus," kata Kariyasa, Senin (29/7).

Kariyasa mengatakan, jika dibandingkan tahun 2013, jumlah ekspor produk pertanian tahun 2018 mencapai kerang lebih 9 juta ton atau 26,9 persen. Selama periode tersebut, total volume ekspor mencapai 195,7 juta ton, ditambah akumulasi tambahan volume ekspor sekitar 28,3 juta ton.

"Akumulasi tambahan ini sekitar 84,5 persen dari jumlah ekspor produk pertanian tahun 2013 yang sebesar 33,5 juta ton," katanya.

Sementara itu, nilai ekspor produk pertanian Indonesia pada 2013 mencapai sebesar Rp320,9 triliun. Angka tersebut jika mengacu pada 2014 dan 2016 jumlahnya terus meningkat menjadi Rp 368,4 triliun dan Rp 375,5 triliun.

Kriyasa menyebut, nilai positif ini berlanjut pada tahun 2017 dan 2018, dimana angkanya masing-masing Rp 442,3 Triliun dan Rp 415,9 Triliun.

"Jadi selama 2014-2018, total nilai ekspor produk pertanian kita mencapai Rp 1.957,5 tirliun, dengan akumulasi tambahan mencapai Rp 352,58 triliun. Akumulasi tersebut angkanya juga sangat bagus, yakni mencapai 109,8 persen dari nilai ekspor tahun 2013 yang hanya sebesar Rp 320,9 triliun," terang Kriyasa.

Adapun pada komposisi ekspor produk pertanian Indonesia saat ini masih didominasi oleh komoditas perkebunan, yang mencapai 91,4 persen dari total nilai ekspor produk pertanin Indonesia. Dengan demikian, kinerja ekspor produk pertanian Indonesia sangat ditentukan oleh kinerja produksi perkebunan saat ini.

"Makanya kita sedang meningkatkan peran penting dan strategis sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyiapkan program terobosan seperti Bun500 yang telah dilaunching oleh Bapak Mentan," katanya.

Program Bun500 sendiri adalah program penyediaan 500 juta batang benih unggul perkebunan untuk petani di seluruh Indonesia. Bantuan ini diharapkan mampu mengembalikan kejayaan rempah dan perkebunan Indonesia yang dulu pernah dicapai.

"Kita berharap melalui program ini terjadi peningkatan produktivitas perkebunan 2-3 kali dari yang sekarang. Program ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani, perbaikan neraca perdagangan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Kariyasa menambahkan, kebijakan dan program lainya adalah memacu ekspor produk pertanian dengan mempermudah proses eskpor, perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian.

"Terakhir kami juga tetus melakukan diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan pasar ekspor ke negara-negara baru di belahan dunia," tandasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Ekspor Pertanian Ketut Kriyasa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :