Rabu, 24/04/2024 01:57 WIB

Rouhani Serukan Semua Faksi di Iran Bersatu Lawan Intimidasi AS

Pengadilan media pada Sabtu (11/5) membekukan Seda mingguan, kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan, setelah majalah reformis menerbitkan masalah yang memuat artikel yang memperingatkan tentang kemungkinan perang dengan AS.

Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)

Dubai, Jurnas.com - Presiden Hassan Rouhani menyerukan persatuan di antara faksi-faksi politik Iran untuk mengatasi kondisi yang menurutnya mungkin lebih sulit daripada yang terjadi selama perang 1980-an dengan Irak.

Sebelumnya, Kamis (9/5), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mendesak para pemimpin Iran untuk melakukan pertemuan guna melepaskan program nuklir mereka dan mengatakan ia tidak akan mengesampingkan konfrontasi militer.

Trump mengajukan tawaran di tengah upaya menekan ekonomi dan militer terhadap Iran. Bulan ini, memangkas semua ekspor minyak Iran bulan sembari mengerahkan Angkatan Laut dan Udara AS di Teluk. Washington juga menyetujui penyebaran rudal Patriot baru ke Timur Tengah.

"Hari ini, tidak dapat dikatakan apakah kondisinya lebih baik atau lebih buruk daripada periode perang (1980-88), tetapi selama perang kita tidak memiliki masalah dengan bank kita, penjualan minyak atau impor dan ekspor, dan hanya ada sanksi pada pembelian senjata," kata Rouhani, menurut kantor berita IRNA.

"Tekanan musuh adalah perang yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah revolusi Islam kita, tapi saya tidak putus asa dan memiliki harapan besar untuk masa depan dan percaya bahwa kami dapat melewati kondisi sulit ini asalkan kita bersatu," kata Rouhani kepada aktivis dari berbagai faksi.

Seperti diketahui, kelompok garis keras mengkritik Rouhani setelah Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dan memulihkan kembali sanksi tahun lalu.

Secara terpisah, pengadilan media pada Sabtu (11/5) membekukan Seda mingguan, kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan, setelah majalah reformis menerbitkan masalah yang memuat artikel yang memperingatkan tentang kemungkinan perang dengan AS.

"Di Persimpangan Perang dan Perdamaian, apakah kaum moderat kalah atau akankah mereka menyelamatkan Iran dari perang lagi?" bunyi tajuk utama di halaman depan dengan foto kapal perang Angkatan Laut AS.

Di media sosial, kelompok garis keras menyerang majalah itu sebagai "suara Trump", yang menyarankan peringatannya tentang bahaya perang sama dengan seruan untuk pembicaraan dengan As, musuh utama Republik Islam itu.

"Pada puncak perang politik, ekonomi dan media Amerika melawan bangsa Iran, sebuah publikasi Iran menambah operasi media musuh di dalam negara," tulis kantor berita garis keras Fars dalam komentarnya.

Iran telah menolak penyebaran militer AS sebagai "perang psikologis" yang dirancang untuk mengintimidasi itu. (Reuters)

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Kesepakatan Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :