Selasa, 23/04/2024 20:40 WIB

China Ancam Balas AS Jika Naikkan Tarif

China memberi peringatan keras setelah Presiden Donald Trump menegaskan rencananya untuk kenaikan dalam serangkaian tweet Rabu pagi.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bersama Presiden China, Xi Jinping (Foto: Thomas Peter/Reutes)

Jakarta, Jurnas.com - China akan membalas jika Amerika Serikat menindaklanjuti dengan rencana untuk menaikkan tarif barang senilai $ 200 miliar akhir pekan ini.

Kementerian Perdagangan China memberi peringatan keras setelah Presiden Donald Trump menegaskan rencananya untuk kenaikan dalam serangkaian tweet Rabu pagi.

"Meningkatnya ketegangan perdagangan tidak sesuai dengan kepentingan rakyat kedua negara atau rakyat dunia," kata kementerian itu dilansir UPI.

"Beijing tidak akan punya pilihan selain menerapkan tindakan balasan," tambahnya

Trump membahas sengketa perdagangan sebelum kunjungan yang direncanakan oleh delegasi China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan baru antara kedua negara.

"Alasan mundurnya China & upaya negosiasi ulang Kesepakatan Perdagangan adalah harapan tulus bahwa mereka akan dapat bernegosiasi dengan Joe Biden atau salah satu Demokrat yang sangat lemah, dan dengan demikian terus menipu Amerika Serikat ($ 500 Miliar satu tahun untuk tahun-tahun mendatang," twitt Trump.

Defisit perdagangan Amerika Serikat ke China pada 2018 adalah $ 419 miliar, naik dari $ 375 miliar pada 2017.

"Coba tebak, itu tidak akan terjadi! China baru saja memberi tahu kami bahwa mereka (Wakil Perdana Menteri) sekarang datang ke AS untuk membuat kesepakatan. Kita akan lihat, tapi saya sangat senang dengan lebih dari $ 100 Miliar per tahun di tarif mengisi kas AS, bagus untuk AS, tidak baik untuk China! "

Pada hari Minggu, Trump mengumumkan, dia akan menaikkan tarif barang-barang China senilai $ 200 miliar dari 10 persen menjadi 25 persen, dan bahwa tarif tambahan atas barang-barang yang saat ini belum dicetak senilai $ 325 miliar akan dikenakan pada tingkat 25 persen.

Pada bulan Februari, Trump menunda kenaikan tarif yang direncanakan untuk 1 Maret, mengutip pembicaraan produktif antara Amerika Serikat dan China.

Trump mengatakan keputusan untuk menaikkan tarif pada hari Jumat adalah hasil dari negosiasi yang berkepanjangan untuk mengakhiri perang dagang yang sedang berlangsung antara kedua negara.

Tarif tit-for-tat memicu pembicaraan tentang perang perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat musim panas lalu dan menekan harga beberapa barang pertanian AS. Harga kedelai mendekati level terendah 10 tahun pada hari Rabu, pada $ 8,19 per bushel.

"Ada beberapa optimisme bahwa kita bisa membuat kesepakatan perdagangan disatukan," ujar Al Kluis, direktur pelaksana Penasihat Komoditas Kluis di Wayzata.

KEYWORD :

Sengketa Perdagangan Amerika Serikat China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :