Jum'at, 19/04/2024 10:25 WIB

Surat Suara Kembali Dihitung, Oposisi Desak KPU Turki Profesional

Hasil awal dari pemilihan walikota pada Minggu menunjukkan kemenangan kecil bagi oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) di Istanbul dan ibukota Turki, Ankara. Hal itu mengejutkan bagi Partai AK Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Bendera bulan dan bintang berlatar merah berkibar sepanjang jalan menyambut Hari Republik Turki (Foto: Anadolu Agency)

Istanbul, Jurnas.com - Kandidat oposisi yang mencalonkan diri sebagai walikota kota terbesar Turki, Istanbul, mendesak KPU Turki melakukan tugasnya dengan baik. Hal itu disampaikan menyusul desakan untuk menghitung ulang surat suara di 18 daerah dari 39 distrik kota.

Hasil awal dari pemilihan walikota pada Minggu menunjukkan kemenangan kecil bagi oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) di Istanbul dan ibukota Turki, Ankara. Hal itu mengejutkan bagi Partai AK Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Namun, partai yang berkuasa mengajukan keberatan atas hasil pemilu di semua distrik Istanbul dan Ankara, mengatakan hasil telah dipengaruhi oleh suara yang tidak sah dan penyimpangan pemilihan.

Kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah mengatakan pada Rabu para pejabat menghitung ulang suara di 18 distrik Istanbul, termasuk di tiga di mana setiap suara sedang diverifikasi. Di kabupaten lain, petugas hanya memeriksa surat suara yang dibatalkan.

Istanbul adalah perlombaan yang ketat dan hasil awal menunjukkan Ekrem Imamoglu CHP mengalahkan saingan Partai AK-nya, Binali Yildirim, dengan sekitar 28.000 suara.

Anadolu mengatakan, Imamoglu memenangkan 48,79 persen suara menjadi Yildrim 48,51 persen, sementara hampir 300.000 suara dibatalkan pada hari pemungutan suara di kota lima juta itu.

Kepada wartawan di markas kampanyenya, Imamoglu pada Rabu meminta Dewan Pemilihan Tinggi (YSK) untuk memberinya nama walikota dan menuduh Partai AK tidak menghormati orang-orang Istanbul.

"Kami menginginkan keadilan. Kami menuntut mandat kami dari YSK, yang telah memberikan angka, sebagai walikota terpilih kota ini," katanya.

Mendesak Erdogan, pemimpin Turki, untuk "bekerja sama" dan mencegah meluncurnya ketidakpastian, ia menambahkan: "Tiga atau empat orang yang bertingkah seperti anak-anak yang mainannya diambil tidak boleh merusak reputasi negara ini melalui perkelahian internal mereka sendiri."

Ia juga mengangkat foto dari tahun 1994, ketika Erdogan terpilih sebagai walikota Istanbul, menunjukkan kandidat oposisi berpartisipasi dalam perayaan kemenangannya. "Beginilah seharusnya dilakukan," kata Imamoglu.

KEYWORD :

Pemilu Turki Recep Tayyip Erdogan Istanbul




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :