Jum'at, 26/04/2024 16:47 WIB

Tidak Ada Agenda Pertemuan Trump-Xi Akhir Genjatan Senjata

Pernyataan itu sekaligus menguatkan pejabat administrasi yang mengatakan kedua pria itu tidak mungkin bertemu sebelum batas waktu yang ditetapkan. Hal itu membuat pesimis, pakta perdagangan kedua negara akan menghasilkan kesepakatan.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bersama Presiden China, Xi Jinping (Foto: Thomas Peter/Reutes)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengaku tidak memiliki agenda bertemu Presiden China, Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret yang ditetapkan kedua negara untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

"Tidak," kata Trump saat ditanya apakah memiliki agenda pertemuan sebelum batas waktu itu di Oval Office, dilansir dari Reuters, Jumat (8/2).

Pernyataan itu sekaligus menguatkan pejabat administrasi yang mengatakan kedua pria itu tidak mungkin bertemu sebelum batas waktu yang ditetapkan. Hal itu membuat pesimis, pakta perdagangan kedua negara akan menghasilkan kesepakatan.

Akhir tahun lalu saat makan malam antara Trump dan Xi di Argentina, kedua orang itu sepakat melakukan gencatan tarif selama 90 hari untuk menegosiasikan kembali kesepakatan perdagangan.

Jika tidak ada kesepakan hingga tenggat waktu, Trump mengancam untuk menaikkan tarif AS atas impor Tiongkok. Putaran pembicaraan lain dijadwalkan untuk minggu depan di Beijing.

Minggu lalu, Trump memuji hubungan hangatnya dengan Xi. Ia bahkan mengatakan, akan bertemu dengannya lagi untuk menyelesaikan kesepakatan akhir, setelah Wakil Perdana Menteri China Liu He menyampaikan undangan Xi di Gedung Putih.

Gedung Putih mendesak China untuk melakukan reformasi besar, termasuk pada masalah struktural yang terkait dengan cara memperlakukan perusahaan AS yang melakukan bisnis di wilayah tersebut.

Washington menuduh Tiongkok mencuri kekayaan intelektual AS dan memaksa bisnis Amerika untuk membagikan teknologinya kepada perusahaan-perusahaan China.

Dalam pidato kenegaraannya pada Selasa, Trump mengatakan, setiap kesepakatan perdagangan baru dengan Beijing “harus mencakup perubahan struktural yang nyata untuk mengakhiri praktik perdagangan yang tidak adil.

"Jika kita benar-benar maju, dan presiden berpikir kita cukup dekat sehingga dia dapat menutup kesepakatan tentang masalah-masalah besar, maka saya pikir dia ingin mengadakan pertemuan dan melakukan itu," katanya kepada wartawan.

"Saya memiliki kepercayaan penuh pada presiden, baik untuk menutup kesepakatan jika kita sampai pada titik itu, tetapi juga untuk membuat keputusan itu," sambungnya. (Reuters)

KEYWORD :

Perang Dagang Ekonomi China Amerika Serikat WTO




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :