Jum'at, 26/04/2024 18:14 WIB

Akademisi Tak Sudih AS Jadikan Irak Tempat Pantau

Sistani mengatakan, Irak bercita-cita untuk memiliki hubungan yang baik dan seimbang dengan semua tetangganya berdasarkan pada kepentingan bersama dan tanpa intervensi dalam urusan internal.

Amerika Serikat mengerahkan sekitar 2.000 pasukan militer di Suriah (Foto: US Army/AP Photo)

Bagdad, Jurnas.com - Akademisi terkemuka Irak, Ayatollah Ali al-Sistani mengecama pernyataan Presiiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengatakan pasukan AS harus tinggal tetap tinggal di Irak untuk mengawasi tetangga Iran.

Sistani mengatakan, Irak bercita-cita untuk memiliki hubungan yang baik dan seimbang dengan semua tetangganya berdasarkan pada kepentingan bersama dan tanpa intervensi dalam urusan internal.

"Irak menolak menjadi tempat untuk merugikan negara lain," katanya dalam pertemuan dengan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Irak Jeanine Hennis-Plasschaert di pangkalan pemimpin Muslim di Najaf.

Baik presiden dan perdana menteri Irak membalas pernyataan Trump kepada media AS minggu ini yang menyatakan pasukan Amerika harus tetap berada di pangkalan di Irak agara Washington dapat "mengawasi Iran".

Trump tampaknya mengacu pada pangkalan udara Al-Asad di Irak barat, tempat ia melakukan kunjungan singkat ke pasukan AS pada Desember. Pangkalan yang merupakan mirik Irak itu menampung tentara-tentara Amerika.

Komentar itu membuat marah politisi Irak dan faksi-faksi yang didukung Iran dan semakin menambah kekhawatiran di Irak tentang niat jangka panjang Amerika Serikat, terutama setelah menarik pasukannya dari Suriah.

KEYWORD :

Arab Saudi Amerika Serikat Irak Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :