Jum'at, 26/04/2024 06:37 WIB

Industri Tutup Penyebab Penurunan Kebutuhan Energi di Batam

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron yang juga Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Kepulauan Riau mengatakan, penurunan kebutuhan energi di Batam disebabkan banyaknya pabrik atau industri yang sudah tutup.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron saat Kunjungan Kerja di Batam, Kepri

Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron yang juga Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Kepulauan Riau mengatakan, penurunan kebutuhan energi di Batam disebabkan banyaknya pabrik atau industri yang sudah tutup. Salah satunya industri yang melakukan penutupan adalah docking atau perkapalan.

“Khususnya di industri perkapalan ini memang menurun drastis untuk seluruh kebutuhan energi. Sebanyak 120.000 tenaga kerja sudah keluar dari Batam, sehingga sangat situasional dan harus dihitung ulang secara cermat bagaimana juga terhadap kebutuhan energi yang mempengaruhi terhadap nilai pendapatan korporasi,” ujar Herman di Batam, Kepri, Minggu (28/4/2018).

Herman mengatakan PLN di Batam yang dulu tumbuh antara 7 sampai 8 persen, sekarang pertumbuhannya hanya 1,7 persen. Untuk gas di PGN pun menurun. Biasanya pertumbuhan mencapai 3 sampai 4 persen saat ini turun sekitaran 1 sampai 2 persen.

Hal itu mempengaruhi terhadap kebutuhan atau permintaan energi lainnya, termasuk juga Pertamina yang mengalami hal serupa. Penurunan ini jika dibandingkan dengan tahun 2016 dan 2017 yang juga turun, artinya bahwa ada gejala bahwa sejak tahun 2016 itu terjadi penurunan pertumbuhan di sektor energi.

“Saya kira penurunan permintaan itu bukan karena persoalan turun permintaan atau konsumennya. Tetapi menurut saya ini dipengaruhi oleh pertumbuhan di PLN yang minus, dan pertumbuhan di PGN yang juga menurun. Saya kira ini juga sejalan dengan turunnya pertumbuhan di Pertamina,” imbuh politisi Partai Demokrat itu.

Herman menambahkan, perhitungan kebutuhan energi harus lebih tepat. Jangan sampai daerah yang secara linear terjadi penurunan, tetapi kuotanya dialokasikan sebesar kuota pada waktu kebutuhannya memuncak.

“Ini akan anomali dengan daerah lainnya yang betul-betul kekurangan. Tetapi di daerah ini permintaannya turun, malah kita berlebih pemenuhan terhadap energi di daerah-daerah terluar, terdepan, dan terpencil,” tutupnya.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII DPR Kunjungan Kerja




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :