Hal ini termasuk PT Aero Citra Kargo (ACK) dan PT Perishable Logistics Indonesia (PLI).
Uang digunakan untuk berbelanja barang-barang mewah seperti tas, jam tangan hingga pakaian itu diduga berasal dari suap ekspor benih lobster.
Dalam dakwaannya, Edhy Prabowo diduga memakai uang hasil suap ekspor benih bening lobster untuk membayar uang muka pembelian mobil tersebut.
Uang tersebut diduga berasal dari hasil suap ekspor benih bening lobster.
Edhy Prabowo disebut menyewakan apartemen untuk dua sekretaris pribadi wanitanya, yakni Anggia Tesalonika Kloer dan Putri Elok Sekar Sari.
Bank garansi ini dibuat setelah Edhy Prabowo dengan memerintahkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Antam Novambar.
Suharjito kemudian menyerahkan uang kepada Safri sejumlah USD77.000 ambil mengatakan “ini titipan buat Menteri”.
PT ACK disebut membuka rekening di BCA untuk menampung seluruh keuntungan jasa ekspor benih lobster.
Suap itu dimaksudkan untuk mempercepat proses perizinan Ekspor bening bening lobster (BBL) di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dakwaan akan dibacakan jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).