Presiden Jokowi dinilai keliru dalam menyikapi terjadinya daya beli masyarakat yang terus mengalami penurunan. Sebab, penurunan daya beli masyarakat dianggap sebagai fakta perekonomian masyarakat yang semakin buruk.
Menurunnya daya beli masyarakat dinilai akibat kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi yang tidak pro terhadap rakyat. Akibatnya, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat kian terpuruk.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendadak populer. Bahkan, nama Gatot disebut-sebut sebagai Cawapres yang akan mendampingi Presiden Jokowi di Pilpres 2019 nanti.
PKB menargetkan 100 kursi DPR RI dan 10 kursi tingkat DPRD Provinsi pada Pemilu 2019 mendatang. Target perolehan suara tersebut agar menjadi penentu pemenangan Pilpres 2019.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menutup tahap pendaftaran dan pelengkapan dokumen bagi partai politik peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Selasa (18/10).
Elektabilitas Presiden Jokowi dinilai belum aman untuk menghadapi Pilpres 2019 mendatang. Sebab, berdasarkan hasil survei elektabilitas Jokowi masih di bawah 50 persen.
Presiden Jokowi diminta untuk menggandeng Cawapres dari kalangan santri pada kontestasi Pilpres 2019 mendatang. Hal itu untuk menangkis label negatif yang selama ini menyerang Jokowi.
Menurut Muzani, pencalonan kembali Prabowo menjadi capres didukung seluruh kader partai Gerindra yang ada di seluruh Indonesia.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) disebut-sebut memiliki potensi untuk maju sebagai Cawapres mendampingi Pilpres 2019 mendatang.
Sejumlah pakar politik menilai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berpotensi untuk mendampingi Presiden Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.