Penelitian ini menggunakan golongan darah lebih dari 2.000 pasien yang terinfeksi virus di Wuhan dan Shenzhen
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengklaim selama konferensi pers di Washington D.C. pada Selasa (17/2) bahwa virus Wuhan itu adalah pembunuh dan rezim Iran adalah kaki tangannya.
Meski demikian, pengendalian penyakit yang ketat dan langkah-langkah pencegahan masih tetap diperlukan untuk mencegah kemungkinan adanya rebound, mengutip ahli epidemiologi Li Lanjuan.
Bahkan pada hari ini dilaporkan tidak ada penambahan kasus pasien baru akibat terpapar virus Corona di Negeri Tirai Bambu
Dan bila saja Beijing tidak menempuh kebijakan karantina wilayah, maka China berpeluang akan mencatatkan 700.000 kasus positif.
Kementan mencatat terdapat permohonan pemeriksaan di Karantina Pertanian Belawan untuk produk samping kelapa sawit berupa janjang kosong, jangkos atau plam fiber ke China.
Gelombang kedua infeksi di China setelah penguncian 76 hari di Wuhan terjadi pada saat para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang COVID-19.
Agen intelijen AS sudah menyadari wabah itu ketika menyebar awal di Kota Wuhan di China Tengah.
Ini merupakan upaya lebih lanjut AS, setelah menyuarakan tuduhan bahwa virus corona baru (Covid-19) bocor dari sebuah laboratorium di Kota Wuhan.