Peranan SDM pertanian yang dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas pertanian adalah SDM yang mampu mengimplementasikan Teknologi Informasi (TI) di era Revolusi Industri 4.0 saat ini.
Pemerintah menyambut baik inisiatif dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melakukan pelatihan wirausaha pertanian bagi petani milenial.
Sebagai salah satu Unit Kerja di bawah koordinasi BPPSDMP-Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) turut mendapatkan mandat untuk menyukseskan upaya tersebut.
Pelatihan Petani dan Penyuluh dilakukan bertahap mulai 7 hingga 14 Agustus 2021 dengan 18 gelombang pelatihan yang difasilitasi oleh UPT lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pelatihan kepada petani milenial FKPPI dilakukan di selurun pelosk Tanah Air melalui daring.
Pelaksanaan Sertifikasi ini dimaksudkan sebagai upaya Polbangtan YoMa untuk menyempurnakan keahlian yang telah dikuasi oleh para alumni pertanian dengan memberikan legalitas berupa sertifikat kompetensi.
Rapimnas PB PII yang berlangsung pada 10 hingga 13 September 2021.
Pada pupuk kimia terdapat bahan agrokimia yaitu semua input produksi pertanian yang bersumber dari sintesis bahan kimia, yang bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
BPPSDMP, kata Dedi, merupakan penyambung antara praktisi pertanian (Poktan, Gapoktan, KWT, Petani Milenial, P4S, Red) dengan inovasi teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian.
Sekitar 70 persen petani saat ini hanya lulusan sekolah dasar (SD), dan bahkan tidak bersekolah sama sekali. Hanya satu 1,5 persen saja petani yang lulus perguruan tinggi, baik melalui program D3, D4, dan program sarjana.