Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta maaf kepada mantan presiden Barack Obama karena mengutuknya selama pidato yang diberikan pada tahun 2016 silam.
Duterte mengaku sudah mengatakan rencana tersebut kepada Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan mengunjungi Filipina.
Seorang peneliti Filipina dengan Human Rights Watch yang berbasis di New York, Carlos Conde menilai candaan Presiden Filipina Rodrigo Duterte tentang penggunaan narkoba akan menimbulkan kemarahan para keluarga pelaku narkoba yang dibantainya.
Duterte juga menyebut Gereja Katolik, institusi yang paling munafik dan mengatakan bahwa Tuhannya berbeda dari satu ibadah Katolik.
Sejak menjabat 2016 silam, pejabat mencatat angka kematian sudah tembus 5.000.
Kelompok-kelompok hak asasi perempuan, menuduh Duterte melakukan percobaan pemerkosaan dan mendorong pelecehan seksual.
Duterte tidak menyebutkan alasan secara spesifik ihwal kritiknya terhadap gereja pada Kamis (10/1) waktu setempat, yang juga menuding sebagian besar uskup adalah homoseksual.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersumpah akan menghancurkan pelaku bom kembar di gereja Jolo, yang mengakibatkan 27 orang meninggal dunia, dan 77 lainnya luka-luka.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengusulkan perubahan nama negaranya menjadi Maharlika dalam upaya untuk melampaui sejarah kolonialnya.
Ressa dituding telah melakukan pencemaran nama baik di dunia maya.