Minggu, 28/04/2024 17:05 WIB

Kericuhan Saat Demo Ahok, Ini Penyebab Versi GNPF MUI

Perundingan  dimulai dengan aspirasi juru runding GNPF-MUI untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo tetapi tidak dipenuhi Istana

Jakarta -Ketua  Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Bachtiar Nasir  mengatakan, demontrasi 4 November kemarin tidak akan ricuh dan akan sesuai dengan jam yang ditentukan pada pukul 18.00 WIB. Namun semuanya berubah karena ada tuntutan massa yang tidak dipenuhi Istana.

"Unjuk rasa yang melebihi pukul 18.00 itu karena perundingan delegasi massa dengan pihak Istana tidak berjalan dengan baik," ujarnya.

Perundingan, kata dia, dimulai dengan aspirasi juru runding GNPF-MUI untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo tetapi tidak dipenuhi Istana dan hanya ditemui Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun, massa tetap dapat menahan diri untuk tidak ricuh.

Ketika terjadi kericuhan, katanya, saat dalam proses perundingan  ada seorang pria berbaju batik dan kaus putih hitam melakukan provokasi yang diikuti penembakan gas air mata. Kericuhan kecil, kata dia, sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang terprovokasi dengan barikade polisi.

Dia mengungkapkan, FPI sendiri berusaha menjadi pagar pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi. Tidak lama setelah adzan Isya berkumandang, didapati petugas keamanan berupaya membubarkan massa dengan pasukan dan menembakkan gas air mata serta peluru karet.

Setelah ricuh, kata dia, massa meninggalkan Istana menuju Gedung MPR/DPR/DPD. Pukul 03.00 WIB, Sabtu, delegasi GNPF-MUI diterima wakil-wakil DPR. DPR memberikan jaminan akan menekan pemerintah untuk memenuhi janji menuntaskan dugaan penistaan agama.

Pukul 04.05 WIB, secara resmi GNPF-MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh pernyataan Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir, "Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai," kata dia.

Sementara itu,  Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Rizieq Syihab mengatakan,  demonstran 4 November tidak ingin ricuh dalam demonstrasi damai. "Sebenernya kami bisa saja melawan, perang, tapi kami ini aksi damai, kami tidak boleh diadudomba melawan polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kami fokus pada kasus penistaan Alquran oleh Ahok (Basuki Tjahaja Purnama)," kata Rizieq.

KEYWORD :

Demo besar Jakarta FPI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :