Kamis, 02/05/2024 08:55 WIB

Luar Negeri

China Mengejek, Agar Amerika Tidak Menggurui Demokrasi

Politik China yang dikuasai partai Komunis  kerap dikritik negara lain, khususnya AS. Namun China mengatakan, negara lain tidak berhak mencoba dan memaksanya.

China - Pemilihan Presiden Amerika Serikat tidak hanya riuh di negaranya saja. Dua koran utama Pemerintahan China mengolok-olok pemilihan presiden Amerika Serikat. Banyaknya  skandal pada dua calonnya, tulis media China, menunjukkan negara itu tidak punya hak menggurui negara lain soal demokrasi.

Pemerintah cenderung tidak menanggapi pemilihan presiden itu karena tidak ingin dilihat ikut campur urusan dalam negeri negara lain, tapi media pemerintah justru gencar membahas masalah tersebut.

Politik China yang dikuasai partai Komunis  kerap dikritik negara lain, khususnya AS. Namun China mengatakan, negara lain tidak berhak mencoba dan memaksanya berubah karena sistem itu dinilai tepat.

Media milik partai, People`s Daily menilai,  pemilihan presiden AS berjalan kacau, khususnya jika terkait masalah pajak, yang menimpa calon yang dijuluki  bermulut besar Partai Republik, Donald Trump. Dan penggunaan surat elektronik pribadi serta kesehatan calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Kedua calon itu tampak fokus pada skandal pribadi daripada membahas masalah penting, terlihat dalam debat pertama calon presiden itu.  "Keanehan semacam itu jelas menunjukkan sistem politik AS yang dalam praktiknya cukup korup," tertulis  dalam kolom opini dengan penulisnya Zhong Sheng yang  berarti Suara China.

Nama itu kerap digunakan untuk memberi pandangan terkait kebijakan luar negeri. "Dalam kurun waktu lama, sistem pilpres AS digunakan sebagai alat yang menjamin superioritas negaranya, bahkan dipakai untuk mengkritisi sebagian besar negara berkembang," katanya.

Koran lain, Global Times dalam tejuknya berbahasa China dan Inggris mengatakan, skandal tersebut menunjukkan tidak ada hal unggul dalam demokrasi Barat. "Negara Barat punya sistem hukum baik untuk menjamin stabilitas sosial di tengah kekacauan tersebut, tetapi banyak negara berkembang belajar dari mereka justru menjadi tidak stabil," katanya.

KEYWORD :

Pemilihan Presiden Amerika China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :