Ilustrasi
Jakarta - Pilkada DKI Jakarta diikuti oleh tiga kandidat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Ketiga pasangan itu harus mampu merebut katong suara kelas menengah, jika ingin melaju sebagai pemenang.
Peneliti Centre For Indonesian Political and Social Studies, Mohammad Hailuki mengatakan, DKI Jakarta memiliki perekonomian yang lebih maju dibanding provinsi lain, maka kelas menengahnya pun lebih banyak dan berpengaruh."Kelas menengah ini terdiri dari pegawai swasta profesional, PNS, enteprener, self employer. Ketiga kandidat harus mampu yakinkan kelas menengah ini," kata Hailuki, kepada Jurnas.com, Jakarta, Selasa (27/9).Baca juga :
Pengakuan Jujur Ahok yang Sering Dibela Megawati
Kelas menengah warga DKI, kata Hailuki, sebagai pemilih kritis dan rasional tampaknya tidak akan buru-buru untuk menentukan pilihan.
Pengakuan Jujur Ahok yang Sering Dibela Megawati
Baca juga :
DPRD DKI Tolak Lahan Hijau jadi Tempat Komersil
Sementara dari kalangan PNS, lanjut Hailuki, pasangan Agus-Sylvi akan lebih dominan unggul. Hal itu mengingat, figur Sylvi yang memiliki sepak terjang cukup baik di birokrat DKI. "Karena ada figur Sylvi sebagai representasi birokrat," tegasnya.Dalam kesempatan itu, Hailuki menilai semua pasangan memiliki kekuatan berimbang karena saling melengkapi. Namun, pasangan Agus-Sylvi lebih dapat menarik perhatian publik.
DPRD DKI Tolak Lahan Hijau jadi Tempat Komersil
Pilkada DKI Jakarta Pilgub DKI Jakarta Ahok-Djarot Agus-Sylvi Anies-Sandi