Minggu, 12/05/2024 08:35 WIB

Prihatin Pertumbuhan Ekonomi Minus, Komisi IV Minta Sektor Pertanian Diperkuat

Johan mengkritik pemerintah yang banyak memberikan stimulus kepada korporasi atau perusahaan besar tapi ternyata tidak berdampak pada peningkatan produksi dalam negeri.

Ekspor produk turunan kelapa. (Foto: Barantan)

Jakartaa, Jurnas.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan prihatin dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2020 minus 5,32%.

Karena itu, Johan berharap pemerintah segera tanggap mengambil langkah tepat untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal III nanti agar menjadi positif.

"Saya mendorong pemerintah menjadikan sektor pertanian sebagai lokomotif penyelamat Indonesia dari resesi ekonomi, karena terbukti sektor pertanian berkontribusi paling tinggi dalam menyelamatkan pertumbuhan ekonomi kita selama masa pandemi ini," ungkap Johan, melalui sambungan telepon, Sabtu (8/8).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian telah mencatatkan pertumbuhan paling tinggi pada kuartal II tahun 2020, yaitu tumbuh sebesar 16,24%.

"Ke depan pertanian masih tetap menjadi andalan untuk menggerakkan ekonomi. Kebijakan yang diambil harus diorientasikan untuk membuka ruang sektor pertanian dalam arti luas untuk terus tumbuh dan bergerak," ujar Johan.

Legislator dari Dapil NTB ini mengungkapkan, banyak para pakar dan akademisi yang menyarankan agar sektor pertanian menjadi prioritas pemerintah untuk menyelamatkan Indonesia dari ambang resesi ekonomi.

Johan mendesak pemerintah segera membuat kebijakan penambahan anggaransignifikan untuk mendorong sektor pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan dan kehutanan menjadi kunci penting menuju pemulihan ekonomi nasional.

Johon menilai saat ini perlu penguatan industri pertanian di dalam negeri untuk meminimalisir terjadinya resesi ekonomi dan sebisah mungkin untuk menghilangkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap impor.

"Selain itu perlu juga adanya program sustainabilitas sektor pangan sebagai kunci dari sustainabilitas perekonomian agar kita memiliki ketahanan pangan sebagai bagian strategis dari ketahanan nasional kita," tukas Johan.

Johan mengkritik pemerintah yang banyak memberikan stimulus kepada korporasi atau perusahaan besar tapi ternyata tidak berdampak pada peningkatan produksi dalam negeri.

"Sebaiknya pemerintah sekarang fokus menggenjot sektor pertanian dan memberikan proteksi harga komoditas pertanian supaya harga yang diterima petani tidak anjlok dan semoga daya beli masyarakat akan meningkat," kata Wakil rakyat dari Pulau Sumbawa tersebut.

Di tempat terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga Andri mengatakan strategi yang dijalankan Kementerian Pertanian dibawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di masa pandemi sangat tepat.

"Pandemi COVID-19 ini tentu menimbulkan berbagai hambatan. Kami (Kementan) memformulasikan dua agenda jangka pendek. Agenda tersebut terdiri dari stabilitas harga pangan termasuk pengendalian harga, fasilitas pembiayaan petani dan padat karya pertanian," ujar Kuntoro.

Agenda berikutnya, lanjut Kuntoro, agenda temporary/menengah, melalui diversifikasi pangan lokal, supporting daerah-daerah defisit dan antisipasi kekeringan.

Terakhir adalah agenda permanen/jangka panjang yakni dengan melakukan ekstensifikasi tanaman pangan, peningkatan produksi per tahun, pengembangan korporasi petani dan pengembangan para petani milenial.

"Bagaimanapun capaian ini merupakan kontribusi dan dukungan dari berbagai stakeholders. Kementan selalu terbuka dengan berbagai pihak untuk berkolaborasi. Mudah-mudahan, momentum hari kemerdekaan ini semua sektor kembali tumbuh positif," ujar Kuntoro.

KEYWORD :

Ekonomi Minus Sektor Pertanian Johan Rosihan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :