Minggu, 28/04/2024 22:51 WIB

Pusvetma Ekspor Vaksin Septivet 63.000 Dosis ke Timor Leste

Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) ekspor perdana vaksin Septivet ke Republik Demorakratik Timor Leste.

Jakarta, Jurnas.com - Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) yang merupakan Uni Pelaksana Teknis (UPT) Bidang Kesehatan Hewan melakukan ekspor perdana vaksin Septivet sejumlah 63.000 dosis ke Republik Demorakratik Timor Leste.

"Jumlah tersebut telah dipenuhi Pusvetma. Vaksin Septivet yang diekspor yaitu vaksin dengan kemasan 200 ml atau 100 dosis per botol. Vaksin ini dapat memberikan kekebalan pada sapi hingga 2 tahun," ujar Kepala Pusvetma, Agung Suganda, Kamis (9/7).

Ekspor vaksin ini berawal dari kunjungan Direktur Jenderal Peternakan Timor Leste ke Pusvetma pada 2019 dan tertarik dengan kualitas vaksin Septivet dan Vaksin Brucivet yang dimiliki Pusvetma.

Timor Leste memutuskan mengimpor vaksin tersebut guna mendukung program kesehatan hewan di negaranya. Vaksin Septivet untuk mengatasi penyakit ngorok pada hewan besar yaitu sapi, kerbau dan babi, sedangkan vaksin Brucivet untuk mencegah penyakit keluron menular pada sapi.

"Namun dengan adanya pandemi COVID-19 ini, permintaan vaksin Septivet yang diajukan ke Pusvetma hanya sejumlah 63.000 dosis. Kalau tidak sedang pandemi mungkin lebih," ungkap Agung.

Agung menjelaskan, Pusvetma sendiri memang memiliki tugas utama memproduksi vaksin hewan. Pusvetma juga dituntut untuk selalu memberikan pelayanan prima dalam penyediaan vaksin hewan yang berkualitas.

Sehubungan telah ditetapkan sebagai Badan Layananan Umum (BLU), Pusvetma terus melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kontrak kinerja.

Salah satu terobosan yang saat ini dilakukan adalah bagaimana agar vaksin Pusvetma bisa menembus pasar ekspor khususnya negara-negara tetangga.

"Hal ini tentu sejalan dengan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo," imbuh Agung.

Sementara itu, Dirjen PKH Kementan, I Ketut Diarmita berharap ke depannya, Pusvetma bisa melakukan lebih banyak eksporproduknya. Baik vaksin, maupun bahan diagnostik lainnya. Menurutnya, Pusvetma bisa membidik negara seperti Pakistan dan Srilanka sebagai negara tujuan berikutnya.

"Semoga harapan ini dapat terlaksana dengan mudah dan dalam waktu secepatnya. Dengan demikian Pusvetma turut mendukung kebijakan Pak Mentan untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern tentunya dibidang kesehatan hewan," papar Ketut.

Ia menambahkan, dengan semakin banyaknya produk-produk buatan anak bangsa yang di ekspor, seharusnya semua pihak ikut berbangga. Menurut Ketut, ini membuktikan bahwa sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia bisa bersaing di Internasional.

"Sudah saatnya produk-produk karya anak bangsa menjadi tuan di negeri sendiri dan diminati di luar negeri. Jayalah produk bangsaku," tutur Ketut.

Sebagai informasi, Pusvetma yang didirikan sejak tahun 1952 memiliki peranan yang sangat vital dalam success story pembebasan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia. Pusvetma telah diakui oleh Badan Kesehatan Hewan (OIE) pada tahun 1990 dalam pembebasan PMK.

Keberhasilan vaksin PMK buatan Pusvetma menunjukan bahwa Pusvetma adalah institusi satu-satunya milik pemerintah yang memiliki kemampuan memproduksi vaksin hewan berkualitas. Untuk pengembangan produksi vaksin, Pusvetma juga terus dibantu oleh para pakar dibidangnya yang berasal dari beberapa perguruan tinggi.

KEYWORD :

Ditjen PKH Pusvetma Ekspor Vaksin Vaksin Septive Timor Leste




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :