Sabtu, 04/05/2024 10:09 WIB

Akademisi: Ortu Dipaksa Siap Jadi Guru untuk Anak di Rumah

Pandemi virus corona baru (Covid-19) telah membawa paradigma baru di tengah masyarakat. Salah satunya, orang tua dituntut menjadi pengganti guru sekolah untuk anak, sementara proses pembelajaran dilakukan di rumah.

Wakil Ketua PPA Majelis Dikdasmen sekaligus dosen PG PAUD Uhamka, Chandrawaty

Jakarta, Jurnas.com - Pandemi virus corona baru (Covid-19) telah membawa paradigma baru di tengah masyarakat. Salah satunya, orang tua dituntut menjadi pengganti guru sekolah untuk anak, sementara proses pembelajaran dilakukan di rumah.

Demikian disampaikan oleh Dekan FKIP Uhamka, Desvian Bandarsyah, dalam webinar `Wajah Baru PAUD di Indonesia pasca Pandemi Covid-19 (Sinergi Sekolah dan Keluarga)`, yang digelar oleh Prodi PG PAUD FKIP Uhamka, pada Sabtu (16/5).

"Masyarakat kuta cenderung menyerahkan pendidikan kepada sekolah, sehingga tidak ada simbiosis mutualisme. Situasi ini perlu diubah. Covid-19 memaksa orang tua membuka diri melihat perkembangan pendidikan anak-anaknya dalam masa krisis," ujar Desvian dalam kesempatan tersebut.

Desvian menjelaskan, sekolah dan rumah sejatinya perlu berkolaborasi untuk menggali segala potensi dan kapasitas yang dimiliki oleh anak.

Karenanya, ketika saat ini sekolah seolah tidak berdaya menghadapi pandemi Covid-19, rumah harus menjadi garda terdepan sebagai tempat pendidikan anak.

"Ada tuntutan komunikasi yang perlu diubah secara instan di tengah kegagapan stakeholder pendidikan kita. Sekolah dan orang tua harus melakukan komunikasi intens, kalau tidak mengerti ortu tidak boleh sungkan bertanya kepada sekolah," terang dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua PPA Majelis Dikdasmen sekaligus dosen PG PAUD Uhamka, Chandrawaty. Menurut dia, di masa pandemi ini guru PAUD tidak hanya dituntut aktif berkomunikasi dengan orang tua siswa, namun juga semakin melek teknologi digital.

Salah satu contohnya, guru PAUD harus mampu memanfaatkan mesin pencari di internet sebagai media pembelajaran, antara lain buku cerita elektronik, dan materi pembelajaran dalam bentuk musik, lagu, video, maupun film.

"Pengelola PAUD juga harus mendorong guru melek teknologi untuk kreatif memanfaatkan teknologi dalam membuat media pembelajaran, dengan memperhatikan tingkat usia anak. Hal ini bisa dilakukan oleh guru yang tidak malas," kata Chandrawaty.

Bagaimanapun, lanjut Chandrawaty, PAUD merupakan tempat kelahiran para generasi bangsa. Karenanya, jenjang tersebut harus dikelola sebaik mungkin, untuk menyiapkan para generasi emas.

"Perlu menyiapkan pendidik dan generasi terdidik dengan soft skill dan hard skill yang mumpuni, tidak hanya berdimensi keahlian, tapi juga kemanusiaan bahkan keilmu-teknologian," terang dia.

KEYWORD :

Guru PAUD Sekolah Belajar dari Rumah FKIP Uhamka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :