Jakarta - Pemilihan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) yang kental dengan politik dagang sapi membuat gerah sejumlah kalangan.
Analis Militer dan Intelejen, Connie Rahakundini Bakrie, mempertanyakan apakah pemerintah Jokowi sudah memahami fungsi basic dari BIN, sehingga tidak sembarangan bongkar pasang pucuk pimpinan lembaga telik sandi itu.
"Saya ingatkan, BIN berfungsi sebagai pusat semua urusan penting dan rahasia negara. BIN dalam bahasa awamnnya adalah wikipedia atau google-nya sebuah negara," ujar Connie.
Erick Thohir Lantik Sekretaris Kementerian BUMN
Melalui BIN, lanjut dia, Negara dapat menanyakan segala yang dibutuhkan mulai dari masalah dalam negeri, masalah luar negeri, kontra intelejen, komunikasi dan informasi, intelejen ekonomi, dan segalanya.
"Fungsi ini harus dipenuhi BIN. Tidak main-main," ujarnya.
Selain itu, fungsi basic BIN juga terkait bidang luar ngeri dan kontra intelejen yang merupakan kepanjangan tangan negara. BIN memiliki hak dan kemampuan di bawah perlindungan negara adalah melakukan hal yang tidak mungki.
"Menggoncang ekonomi sebuah negara dan lainnya itu ada peran BIN disana. Makanya di seluruh dubes ada BIN," jelasnya.
Dengan dasar itu, Connie mengingatkan Pemerintah jangan pernah berpikir untuk menjadikan BIN seperti lembaga intelejen zaman dulu yang bisa memata-matai teman atau lawan.
BIN lanjutnya memiliki tugas dan tanggungjawab kepada negara untuk menghadapi berbagai tantangan dan perang global.
"Untuk itu BIN harusnya terus meningkatkan kapasitas. Aturan main BIN sangat dinamis. Makanya orangnya harus berlatar belakang militer," tandas Connie.
BIN Connie Rahakundini Bakrie
