Ilustrasi stempel halal (foto: Antara)
Jakarta, Jurnas.com - Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia mengklaim kewajiban sertifikasi halal pada produk makanan dan minuman dapat meningkatkan daya saing produk.
Disebutkan, selama ini ada dua jenis produk makanan dan minuman yang beredar, yakni produk yang sudah tersertifikasi halal dan produk yang meskipun komposisinya halal, namun masih ada keraguan kehalalannya akibat adanya proses dalam pengolahannya.
"Kehalalan bukan hanya dari barangnya, tapi juga dari prosesnya," kata Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Suhaedi di Jakarta, Kamis (17/10).
Dengan adanya kewajiban sertifikasi halal ini, Suhaedi berharap bisa memastikan kehalalan suatu produk sejak awal dalam rantai produksinya dan bisa menggerakkan kegiatan perekonomian dengan lebih baik.
Sementara itu, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar mengatakan, kewajiban sertifikasi halal yang per tanggal 17 Oktober ini dikeluarkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) memperkuat sertifikasi halal yang selama ini dilakukan MUI dengan sangat baik.
"Kewajiban ini untuk lebih memantapkan lagi tanggung jawab pemerintah tentang proteksi makanan dan minuman berbasis halal," ujar Sapta.
Sapta mengatakan di Malaysia sertifikasi halal justru sudah menjadi keunggulan komparatif bagi produsen untuk menarik minat pembeli muslim dan juga untuk melakukan ekspor.
"Brazil bisa sukses menembus pasar ekspor unggas ke negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) karena bersertifikasi halal dan terjamin kehalalannya mulai dari proses telur sampai pemotongan dan pengaturan transportasi pengirimannya," ujarnya.
"Mereka kompetitif sehingga bisa tembus pasar OKI, jadi ada keuntungannya," tambahnya.
KEYWORD :
Sertifikasi Halal Daya Saing Produk
