Selasa, 30/04/2024 02:25 WIB

Rusia: Iran Langgar Pakta Nuklir karena Penghianatan AS

Keputusan Iran memproduksi uranium yang diperkaya rendah melampaui batas 300 kilogram sebagai imbas penghianatan Amerika Serikat.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov. (Foto: PressTV)

Moskow, Jurnas.com - Rusia mengatakan, keputusan Iran memproduksi uranium yang diperkaya rendah melampaui batas 300 kilogram sebagai imbas penghianatan Amerika Serikat (AS) terhadap kesepakatan nuklir 2015.

"Itu harus dipahami sebagai konsekuensi alami dari peristiwa itu, yang telah terjadi sebelumnya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, Senin (1/7) waktu setempat.

Di hari yang sama, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Teheran telah meningkatkan produksi 300 kilogram sesuai dengan hak-hak Iran berdasarkan pasal 26 dan 36 dari perjanjian nuklir 2015 dengan negara-negara dunia.

Pakta nuklir dicapai antara kelompok negara-negara P5 +1 - AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan China ditambah Jerman - dan Iran pada Juli 2015.

Mei lalu, Washington, meninggalkan perjanjian itu dan memulihkan kembali sanksi terhadap Iran yang sudah dicabut berdasarkan perjanjian nuklir tersebut.

Sejak saat itu, Uni Eropa hanya memberikan dukungan verbal terhadap perjanjian itu. Negeri Biru menolak menjamin ekonomi Iran di tengah tumpukan sanksi AS. Padahal sesuai dengan kontrak mereka diwajibkan untuk melakukannya.

Pada 8 Mei, Iran memberi tahu negara yang masih mendukung pakta itu bahwa Teheran akan menunda implementasi beberapa komitmennya di bawah pakta nuklir untuk mendorong pihak Uni Eropa bertindak.

Iran menghentikan ekspor kelebihan uranium dan air berat untuk jangka waktu dua bulan.

Langkah itu juga diambil sejalan dengan hak hukum Iran di bawah pasal 26 dan 36 dari perjanjian nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Iran juga memperingatkan akan melanjutkan pemurnian uranium ke tingkat fisil yang lebih tinggi dalam 60 hari jika Uni Eropa masih gagal melindungi kepentingan Teheran.

Bulan lalu, pejabat keamanan utama Iran mengatakan negara itu akan mulai menangguhkan lebih banyak komitmennya di bawah kesepakatan pada awal Juli, ketika batas waktu berakhir.

Ryabkov mengecam tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya AS pada Republik Islam. Gedung Putih mengatakan sebelumnya akan terus menerapkan tekanan maksimum pada Iran hingga para pemimpin Iran mengubah tindakan mereka.

Diplomat Rusia itu mengatakan, keputusan Iran memproduksi uranium melebih batas akibat penyesalan dan menyerukan Teheran bertanggung jawab, tetapi memperingatkan "orang tidak boleh mendramatisir situasi."

KEYWORD :

Rusia Iran AS Uranium




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :