Minggu, 28/04/2024 07:13 WIB

PA GMNI Gelar Tahlilan dalam Haul ke-49 Bung Karno

Momen hari ini menjadi momen kebersamaan untuk mewarisi api perjuangan para pendiri bangsa, bukan `abunya`.

Ahmad Basarah

Jakarta, Jurnas.com - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) menggelar tahlilan sekaligus diskusi peradaban memperingati haul wafat Bung Karno ke-49 di kantornya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/6) malam.

Kesempatan itu dijadikan PA GMNI menghadirkan pembicara dari berbagai unsur yang dahulu bersama Bung Karno mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Yakni mantan Kasad Jenderal (Purn) TNI Budiman, Koordinator Presidium Nasional Kahmi Hamdan Zoelva, Andreas Hugo Pareira mewakili kelompok nasionalis, dan pengamat pertahanan dan militer Reza Haryadi. Tampak hadir juga Fajroel Rachman yang kerap dianggap identik dengan ajaran Partai Sosialis Indonesia (PSI).

"Adalah tugas sejarah kita melanjutkan peradaban Indonesia yang telah didirikan oleh pendiri bangsa," kata Ahmad Basarah, Ketua Umum PA GMNI, dalam pembukaan acara.

Basarah mengatakan semua bisa sama-sama merasakan adanya unsur di tengah masyarakat saat ini yang mencoba membelokkan peradaban bangsa dari konsensus para pendiri bangsa.

Salah satu modus membelokkannya adalah dengan melanjutkan cara Belanda ketika menjajah Nusantara. Cara adalah dengan politik pecah belah (devide et impera). 

"Belanda mengadu domba antar-kesultanan saat itu. Setelah bertikai, Belanda masuk ke Indonesia dengan tujuan membentuk imperialisme dan kolonialisme, yang tujuan akhirnya merampok kekayaan Nusantara," kata Basarah.

Hari ini, lanjut Basarah, kita bisa merasakan bagaimana kelompok nasionalis diadu domba dengan kelompok Islam. Bahkan kelompok nasionalis juga diadu domba dengan TNI-Polri melalui berbagai modus.

"Mereka bilang Nasionalis itu tak islami, kafir, dan lain sebagainya," katanya.

Bagi PA GMNI, gerakan kelompok itu harus dilawan bersama-sama oleh para elemen pendiri bangsa. Momen hari ini menjadi momen kebersamaan untuk mewarisi api perjuangan para pendiri bangsa, bukan `abunya`.

"Ancaman ini hanya bisa kita lawan jika nasionalis, Islam, TNI-Polri bersatu," kata Basarah.

KEYWORD :

PA GMNI Haul Bung Karno Ahmad Basarah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :