Sabtu, 27/04/2024 23:48 WIB

Warga Pontianak Gelar Dzikir dan Syukuran Atas Suksesnya Pilpres 2019

Warga Pontianak gelar dzikir dan syukuran pasca-Pilpres

Pontianak, Jurnas.com - Sidang sengketa Pilpres dan Pileg pertama di Mahkamah Konstitusi (MK) tak mempengaruhi antusiasme warga Pontianak, Kalbar untuk menggelar syukuran atas keberhasilan Bangsa Indonesia dalam melaksanakan hajatan besar Pilpres dan Pileg 2019.

Bahkan ketika sidang MK digelar, warga Kota Pontianak menggelar “Halal-Bihalal, Syukuran dan Dzikir Kebangsaan” di pesantren Nahdhatus Syubban Jln Apel 7 Pontianak, disiarkan Sabtu (15/6/2019)

Syukuran itu dihadiri para kiai, tokoh masyarakat, perwakilan BEM dan mahasiswa se-Kalbar, para alumni pesantren, pengurus PCNU Kota, dan para undangan eksekutif seperti yang mewakili Gubernur dan Wali Kota, yang kewakili institusi TNI-POLRI, dan para alumni pesantren se-Kota Pontianak.

Kota Pontianak sempat memanas saat Pilpres, namun kini telah kondusif, berkat kinerja TNI-POLRI dan dukungan masyarakat luas kota Pontianak. Syukuran yang dirangkai halal-bihalal ini didominasi dengan kegiatan dzikir kebangsaan.

Setelah pembacaan ayat suci Alquran, lalu dzikir dan syarahnya dibacakan KH. Masyhur Syihab. Dalam pengantar dan syarah dzikirnya beliau mengutip firman Allah “athii’uullaaha wa athii’urrasuula wa ulil amri minkum—taatilah Allah, taatilah Rasul dan pemerintah yang ada di antara kamu”.

KH. Masyhur Syihab yang akrab disapa Gus Masyhur adalah Pendiri dan Pembina Majlis Dzikir Jokowi. Ia menyampaikan bahwa seseorang tidak akan bisa menaati pemimpinnya dan pemerintah, jika tidak taat kepada Allah dan RasulNya.

"Artinya bahwa taat kepada pemerintah sebagai indokator taat kepada Allah dan RasulNya. Sebaliknya jika seseorang tidak taat kepada pemerintah yang sah seperti misalnya ada niat dan gerakan makar, maka itu patut dipertanyakan keimanannya kepada Allah dan RasulNya," ujar Gus Masyhur.

Kata Gus Masyhur, dzikir akan melatih lembutnya hati sehingga keimanan kepada Allah dan RasulNya bisa istiqamah, lurus, dan konsisten. Seseorang yang istiqamah dalam keimanan akan disertakan ribuan malaikat kepadanya, tidak akan gentar oleh situasi apapun, tentram-damai hati, dan akan penuh kemanfaatan untuk sekitarnya.

"Inilah makna dan wujud dari Islam rahmatan lil’aalamiin," imbuh Gus Masyhur.

Jamaah semakin khusyu’ saat Gus Masyhur mulai mengimami dzikir kebangsaan yang diawali dengan tasawulan panjang. Semua yang hadir tampak khusyu’ memperaktekkan kaifiyat dzikir yang dituntunkan oleh Gus Masyhur.

Dzikir yang menggugah tentramnya hati, demikian ujar salah satu jamaah yaitu K. H. Ahmad Faruki sebagai Ketua PCNU Kota.

Sementara KH. Ahmad Rustamaji sebagai Pengasuh Pesantren Nahdhatus Syubban yang juga Rais Syruriah PCNU Kota Pontianak mengatakan.

"Saya terharu dan tergugah dengan nazham dzikir yang mu’tabarah seperti ini. Di samping isinya jelas dan menyentuh hati, sanad dzikir ini mu’tabarah," ucap KH. Ahmad Rustamaji.

Suasana halal-bihalal dan dzikir kebangsaan ini semakin khidmat saat Prof. Dr. Bambang Saputra, SH., MH sebagai Sekjen DPP Sedulur Jokowi menyampaikan sambutan.

Ia menyampaikan trilogi kerukunan umat beragama. Untuk kokohnya kita sebagai sebuah bangsa yang ditakdirkan Allah sebagai bangsa yang majemuk ini harus diterapkan terdiri dari.

Pertama, kerukunan antar umat seagama. Sesama muslim harus saling menghargai pendirian kefahaman apalagi dalam hal yang sifatnya furu’iyah. Yang penting soal aqidah kita sama.

"Sesama umat Islam kita harus saling membahu. Muslim Indonesia sebagai sokoguru tegaknya NKRI ini," jelasnya.

Kedua, kerukunan antar umat beragama. Sesama anak bangsa Indonesia kita harus saling menghargai saudara kita yang beda agama. Perbedaan itu merupakan wujud Kudratullah atau takdir Tuhan.

"Takdirlah yang membuat kita selalu berbeda, dan bukan kemauan kita. Jadi orang beriman itu wajib menghargai perbedaan kita yang tercipta berbeda," jelasnya.

Ketiga, kerukunan antara umat bergama dan pemerintah. Umat beragama harus mematok rasa rukun dengan pemerintah. Bukan sebaliknya para tokoh agama berunding mengajak makar.

Indikasi nilai baik di sisi Allah itu, lanjut Bambang, adalah ketika kita mengakui pemerintah yang sah, mencintai tanah air dan membangunnya dengan segenap kemampuan.

"Jika mau masuk surga kita mesti maksimal mensyukuri keberadaan bangsa kita yang besar ini. Bukan dengan merakit bom dan meledakkan diri untuk mendapatkan `surga intuitif` yang tidak jelas asal usulnya," tegas Bambang.

Kegiatan dzikir tersebut juga merupakan kegiatan puncak ( walaupun sederhana ) dari semua kegiatan dzikir yang di nahkodai oleh Dr. H. Syarif, S.Ag, MA selama kurang lebih setahun ini di beberapa tempat khususnya Kalbar.

Rektor IAIN Pontianak yang sekaligus sebagai pembina Majlis Dzikir Jokowi di seluruh Kalimantan ini menuturkan bahwa ilmu yg diperoleh tidak akan ada ruhnya melainkan jika dibarengi dengan dzikir secara aktif.

"Dengan berdzikir insya Allah ilmu akan semakin memberi manfaat, segala kegiatan terasa nikmat dan mendatangkan rahmatnya Allah azzawajalla," tegasnya.

Puncak acara syukuran dan dzikir kebangsaan ini menghadirkan tausiah Dr. H. Syarif, S. Ag., MA. Dikatakan Syarif, bahwa semua kekacauan dan keangkara-murkaan di permukaan bumi ini bermula dari penyakit hati.

"Hati yang berpenyakit biasanya memandang orang lain selalu tidak ada baiknya. Seolah-olah hanya dirinya saja yang benar, sementara yang lain semua salah," jelasnya.

KEYWORD :

Sedulur Jokowi Syukuran Halal-bihalal Pontianak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :