Jum'at, 10/05/2024 19:14 WIB

Intervensi Gizi 1.000 Hari Pertama Kelahiran Jangan Diabaikan

Salah satu komponen terpenting dalam pembangunan kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Menteri Kesehatan Nina F Moeloek

Jakarta - Keyakinan akan pentingnya keluarga sebagai sebuah investasi masa depan juga menginspirasi peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-59 dengan mengangkat sub tema “Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif”.

Kemudian diperkuat dengan tema “Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi” agar masyarakat Indonesia menyadari penerapan pola gizi seimbang berpengaruh besar terhadap kualitas hidupnya.

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan pembangunan kesehatan dengan investasi utama pembangunan sumber daya manusia Indonesia akan memberikan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan.

Salah satu komponen terpenting dalam pembangunan kesehatan, imbuh Menkes, adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Ia mengingatkan pula bahwa periode kehamilan hingga anak berusia dua tahun merupakan kesempatan emas dalam mencetak generasi berkualitas bebas stunting dan masalah gizi lainnya.

Intervensi pada periode 1.000 HPK tidak boleh diabaikan, karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang. Lantaran ancaman stunting dan masalah gizi lainnya berdampak besar bagi negara.

“Arah pembangunan kesehatan saat ini dititikberatkan pada upaya promotif preventif yang dinilai dapat memberikan dampak kesehatan yang lebih luas dan lebih efisien dari sisi ekonomi,” urai Menkes.

Sebagai investasi utama pengembangan sumber daya manusia, pembangunan kesehatan yang berkelanjutan mutlak diperlukan, dimana salah satu komponen utamanya adaIah melalui perbaikan gizi masyarakat.

Kekurangan gizi pada masa janin dan anak usia dini akan berdampak pada perkembangan otak dan rendahnya kemampuan kognitif yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan keberhasilan pendidikan.

Selain itu, imbuh Menkes, kurang gizi yang dialami pada awal kehidupan juga berdampak pada peningkatan risiko gangguan metabolik yang berujung pada kejadian penyakit tidak menular pada usia dewasa, seperti diabetes tipe Il, stroke, penyakit jantung dan lainnya.

Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada menurunnya produktivitas yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan di masyarakat.

Upaya bersama berbagai pemangku kepentingan perlu terus dilakukan sesuai peran dan fungsinya masing-masing dengan mengutamakan komitmen, kampanye, konvergensi program, akses pangan bergizi dan monitoring program,” kata Nila.

Langkah kedepannya, upaya tersebut perlu bersinergi dengan sistem pangan global, melalui penerapan pola gizi seimbang untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi, kesehatan, pembangunan pertanian dan lingkungan secara terpadu.

KEYWORD :

1000 HPK Kurang Gizi Pembangunan Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :