Selasa, 30/04/2024 13:23 WIB

Tiap Tahun 78 Juta Bayi Terancam Meninggal

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama UNICEF, bertepatan dengan awal Pekan Menyusui Dunia, mengamati para ibu di 76 negara yang  berpenghasilan rendah dan menengah.

UNICEF

Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menaksir 78 juta bayi yang baru lahir berisiko tinggi mengalami kematian setiap tahun karena tidak segera minum susu ibu (ASI) bebera jam setelah dilahirkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama Badan Anak-anak (UNICEF), bertepatan dengan awal Pekan Menyusui Dunia, mengamati para ibu di 76 negara yang  berpenghasilan rendah dan menengah.

Ditemukan, hanya dua dari lima bayi yang mendapat susu setelah lahir. Ia juga mengatakan menyusui secara instan seperti di Afrika timur dan selatan, tidak terjadi di Asia Timur dan Pasifik, di mana kurang dari sepertiga bayi yang baru lahir dapat minum susu ibu mereka.

"Ketika  awal menyusui, waktu adalah segalanya. Di beberapa negara, itu bahkan bisa menjadi masalah hidup atau mati," kata direktur eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, dilansir Al Jazeera, Rabu (1/8).

"Setiap tahun, jutaan bayi yang baru lahir tak mendapatkan manfaat air susu ibu, dan problemnya sebetulanya bisa diubah. Ibu hanya tidak menerima dukungan yang cukup untuk menyusui dalam menit-menit penting setelah lahir, bahkan dari tenaga medis di fasilitas kesehatan," katanya.

Penelitian sebelumnya yang dikutip dalam laporan itu menyebutkan, menunda pemberian ASI antara dua dan 23 jam meningkatkan risiko kematian bayi sebesar 33 persen. Di antara bayi yang baru lahir menyusui sehari atau lebih setelah lahir, risikonya dua kali lebih tinggi.

Laporan itu menunjukkan beberapa alasan mengapa banyak bayi tidak mendapatkan manfaat susu setelah dilahirkan, termasuk praktik membuang ASI pertama ibu dan memberi makan bayi baru lahir air gula atau susu formula.

Kolostrum, susu pertama yang diproduksi oleh ibu, kadang-kadang disebut "vaksin pertama" bayi karena mengandung nutrisi dan antibodi yang tinggi.

"Menyusui memberi anak-anak permulaan terbaik dalam hidup," ujar Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Kita harus segera meningkatkan dukungan untuk ibu, baik itu dari anggota keluarga, petugas layanan kesehatan, pengusaha dan pemerintah, sehingga mereka dapat memberi anak-anak mereka awal yang layak mereka dapatkan," katanya.

KEYWORD :

ASI bayi WHO UNICEF




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :